Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar. Laa ilaa ha illAllaahuallahu akbar. Allaahu Akbar Walillaahilhamd.
Gema
takbir seolah sudah hadir di sini. Kemeriahan Lebaran sudah terasa.
Anak-anak kecil sibuk memajang baju lebaran mereka agar tak lupa nanti
memakainya.
Muslimin layak bergembira kelak sebab bulan penuh ujian
kesabaran dari Allah (mudah-mudahan) telah dilalui dengan sukses. Orang
beriman yang telah sebulan berpuasa di siang hari, berdiri menegakkan
sholat tambahan di malam hari, dan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an
sepanjang hari, maka mereka ini layak disebut sebagai orang-orang yang
menang.
Menurut sunnah Nabi Saw memang di kedua hari Raya (Iedl Fitri
dan Iedl Adha) dianjurkan untuk memperlihatkan kegembiraan, bahkan
diperbolehkan menonton permainan untuk memeriahkan hari Raya. Itu
sebabnya pula pada hari raya dilarang berpuasa. Berpuasa adalah wujud
keprihatinan, sedangkan di hari raya harus memperlihatkan kegembiraan.
Namun
dalam ajaran Islam yang mulia ini, sebenar apapun kita bergembira,
tetap kita tak boleh berlebihan hingga melupakan ajaran Islam itu
sendiri.
Banyak di antara perilaku hasil budaya umat Islam dalam
merayakan hari raya kini telah tercampur dengan berbagai penyimpangan
yang malah mencederai ajaran Islam.
Renungkanlah ucapan yang disunnahkan di hari Fitri:
”Taqobbalallaahu
minna wa minkum, kullu aamnin wa antum bi khoir” (Semoga Allah Menerima
amal kami dan kalian, semoga sepanjang tahun Anda selalu dalam
kebaikan).
Ramadhan adalah perbekalan kita setahun ke depan, jangan
menangkan syetan justru di hari Fitri. Allahumma ja’alna minal aa idiin
wal faidzin. (Ya Allah jadikanlah kami orang yang kembali dan orang yang
menang). Amin....
“Barangsiapa menunaikannya sebelum shalat ‘ied maka zakat (fitri)nya
diterima, dan barangsiapa menunaikannya setelah shalat, maka ia hanyalah
salah satu bentuk sedekah.” – Ibnu Majah 1817
“Dari Malik dari Nafi’ bahwa Abdullah bin Umar mandi pada hari raya
Idul Fitri sebelum pergi ke tempat shalat Ied.” – Malik 384
“Pada hari Iedul Fitri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
keluar untuk shalat hingga beliau makan terlebih dahulu. Sementara pada
hari raya kurban (Iedul Adha) beliau tidak makan hingga kembali (dari
shalat).” – Ibnu Majah 1746
“Pada hari raya Idul Fitri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
tidak berangkat untuk melaksanakan shalat hingga beliau makan beberapa
butir kurma.”. “Beliau makan beberapa kurma dengan bilangan ganjil.” –
Bukhari 900
Dari Ummu ‘Athiyyah dia berkata; “Rasulullah menyuruh kami, demi ayah
dan ibuku agar kami menyuruh keluar semua gadis, orang tua dan orang
yang menstruasi di hari raya idul fitri dan idul adha, sedangkan
orang-orang yang sedang haidh hendaknya menjauhi tempat shalat, dan
untuk menyaksikan (acara) yang baik serta memenuhi undangan kaum
mulimin” – Ahmad 1986
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat ‘Ied, beliau
mengambil jalan yang berbeda (antara berangkat dan kembali).” – Bukhari
933
“Pada hari ini telah berkumpul bagi kalian dua hari raya (Id dan
Jum’at), barangsiapa ingin melaksanakan, maka (shalat Id) sudah
mencukupi shalat jum’atnya, namun kami akan tetap melaksanakan Jum’at.” –
Abu Daud 907
“Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam telah melarang berpuasa pada dua hari, yaitu pada hari
Idul Adha dan Idul Fitri.” – Muslim 1921
“Barangsiapa berpuasa ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpuasa
enam hari di bulan Syawal, maka itu senilai puasa satu tahun.” – Ibnu
Majah 1706
Puisi Patah Hati Karena Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
-
Sebuah puisi patah hati, karena cinta yang diperjuangkan selama ini hanya
bertepuk sebelah tangan. Sedih memang, galau memang, tapi apa hendak dikata
sudah...
2 minggu yang lalu
Benar juga ya, di desa ane tiap ada hari "idul", selalu ngadain pesta "togel" gan. . .
BalasHapustapi, ulama-ulamanya gak ada yang marah ? hmmmmm
Begitulah manusia, yang di ciptakan sebagai mahluk yang sempurna, tp lupa pada yg menciptakan.
BalasHapusThanks Gan....