Selamat Datang di www.elfaizz.blogspot.com semoga apa yang kami suguhkan bermanfaat, Kami mohon ma'af apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan, Kritik dan saran sangat kami harapkan

Rabu, 14 November 2012

MAKNA KESUCIAN DARI BULAN-BULAN HARAM

MAKNA KESUCIAN DARI BULAN-BULAN HARAM (AL ASY HURUL HURUM)
Al Asy Hurul Hurum adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan-bulan ini di istimewakan oleh Allah Ta’ala dengan kesuciannya dan Dia menjadikan bulan-bulan ini sebagai bulan-bulan pilihan di antara bulan yang ada. Allah Ta’ala berfirman:
pic5.jpg
Sesungguhnya bilangan bulan disisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram…” (QS. At Taubah:36)
Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata, “Allah Ta’ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yangdilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.” (Tafsir ath Thabari)
Orang-orang arab pada masa Jahilyah mengharamkan (mensucikan) bulan ini, mengagungkannya serta mengharamkan peperangan pada bulan-bulan ini. Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Bulan-bulan yang diharamkan (disucikan) itu hanya ada empat. Tiga bulan secara berururtan dan satu bulannya berdiri sendiri (tidak berurutan) lantaran adanya manasik Haji dan Umrah. Maka , ada satu bulan yang telah diharamkan (disucikan) yang letaknya sebelum bulan-bulan Haji, yaitu bulan Dzulqa’dah, karena ketika itu mereka menahan diri dari perang. Sedangkan bulan Dzulhijah diharamkan(disucikan) karena pada bulan ini mereka pergi menunaikan ibadah Haji, dan pada bulan ini mereka menyibukkan diri dengan berbagai ritual manasik Haji. sebulan setelahnya, yaitu bulan Muharram juga disucikan karena pada bulan ini mereka kembali dari Haji ke negeri asal mereka dengan aman dan damai. Adapun bulan Rajab yang terletak di tengah-tengah tahun diharamkan (disucikan) karena orang yang berada di pelosok Jazirah Arabia berziarah ke Baitul Haram. Mereka datang berkunjung ke Baitul Haram dan kembali ke negeri mereka dengan keadaan aman.” (Tafsir Ibni Katsir)
Adapun dalil yang terdapat dalam al Qur’an tentang bulan-bulan Hara mini adalah firman Allah Ta’ala:
pic6.jpg
Mereka bertanya tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:’ Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar…’” (QS. Al Baqarah:217)
Juga firman Allah:
pic7.jpg
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan Haram…” (QS. Al Maidah:2)
Al Hafizh Ibnu Katsir menyatakan,”Yang dimaksudkan oleh ayat ini adalah pemuliaan dan pensucian bulan tersebut dan pengakuan terhadap kemuliaannya serta meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah, seperti memulai peperangan dan penegasan terhadap perintah menjauhi hal yang diharamkan…” (Tafsir Ibnu Katsir)
Allah Ta’ala berfirman:
pic8.jpg
Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram…”(QS. Al Ma’idah:97)
Al Baghawi rahimahullah menuturkan, “Maksudnya bahwa Allah menjadikan bulan-bulan Haram ini sebagai penunaian kewajiban kepada manusia untuk menstabilkan keadaan pada bulan-bulan ini dari peperangan.” (Tafsir Al Baghawi dan Zaadul Masiir). Di dalam ash Shahihahin terdapat hadist dari Abu Bakrah rahimahullah dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam banwa beliau bersabda:
Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu terdapat dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai) syahru Mudhar, terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya’ban.” (QS. Bukhari)
Sekelompok orang dari generasi salaf berpandangan bahwa hukum diharamkannya peperangan pada bulan-bulan haram ini, adalah tetap dan berlangsung terus-menerus hingga saat ini, karena dalil-dalil terdahulu. Sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa sesungguhnya larangan memerangi kaum musyrikin pada bulan-bulan haram ini telah terhapus (mansukh) dengan firman Allah Ta’ala :
pic9.jpg
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri sendiri dalam bulan yang empat itu, dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya…” (QS. At Taubah:36)
Imam Ibnu Jarir ath Thabari rahimahullah mentarjih ( menguatkan) pendapat terakhir ini (lihat tafsir ath Thabari), sedangkan Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa pendapat yang terakhir ini lebih masyhur (lihat Tafsir Ibni Katsir).
BEBERAPA KEBERKAHAN DAN KEUTAMAAN BULAN-BULAN HARAM
Telah dijelaskan dimuka mengenai kemuliaan bulan-bulan haram ini atas bulan-bulan lainnya, serta agungnya kesucian bulan-bulan haram ini. Maka sekarang, penulis akan memaparkan beberapa keutamaan dan keberkahan yang terkandung dalam setiap bulan haram (yang disucikan) ini.
1. Bulan Dzulqa’dah
Dia merupakan salah satu bulan Haji (asyhurul hajji) yang dijelaskan oleh Allah dalam friman-Nya:
pic10.jpg
(Musim) Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi…” (QS.Al Baqarah:197)
Asyhurun ma’luumaat (bulan-bulan yang dikenal) merupakan bulan yang tidak sah ihram Haji kecuali pada bulan-bulan ini (asyhurun ma’luumaat) menurut pendapat yang shahih. (lihat Tafsir Ibnu Katsir). Dan yang dimaksud dengan bulan-bulan Haji (asyhurul hajji) adalah bulan Syawal, Dzulqa’dah dan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Diantara keistimewaan bulan ini, bahwa empat kali ‘Umrah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam terjadi pada bulan ini, hal ini tidak termasuk ‘Umrah beliau yang dibarengi dengan Haji, walaupun ketika itu beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berihram pada bulan Dzulqa’dah dan mengerjakan ‘Umrah tersebut di bulan Dzulhijjah bersamaan dengan Hajinya. (Lathaa if al Ma’aarif, karya Ibnu Rajab; Zaadul Ma’aad).
Ibnul Qayyim menjelaskan pula bahwa ‘Umrah di bulan-bulan Haji setara dengan pelaksanaan Haji di bulan-bulan Haji. Bulan-bulan haji dikhususkan oleh Allah dengan ibadah Haji, dan Allah menjadikan bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya. Sementara ‘Umran merupakan Haji kecil, maka waktu yang paling utama untuk ‘Umrah adalah pada bulan-bulan Haji. Sedangkan Dzulqa’dah berada di tengah-tengah bulan Haji tersebut. (Zaadul Ma’aad).
Karena itu terdapat riwayat dari beberapa ulama Salaf bahwa disukai melakukan ‘Umrah pada bulan Dzulqa’dah. (Lathaa if al Ma’aarif). Akan tetapi ini tidak menunjukkan bahwa ‘Umrah di bulan Dzulqa’dah lebih utama daripada ‘Umrah di bulan Ramadhan. Keistimewaan lain yang dimiliki bulan ini, bahwa masa tiga puluh malam yang Allah janjikan kepada Musa untuk berbicara pada-Nya jatuh pada malam-malam bulan Dzulqa’dah. Sedangkan al asyr (sepuluh malan tambahan)nya jatuh pada periode sepuluh malam dari bulan Dzulhijjah berdasarkan pendapat mayoritas ahli Tafsir. (lihat Tafsir Ibnu Katsir).
Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
pic11.jpg
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi)…”(QS. Al A’raaf:142)
2. Bulan Dzulhijjah
Diantara beberapa keutamaa dan keberkahan bulan ini, bahwa seluruh manasik Haji dilakukan pada bulan ini. Kesemuanya itu merupakan syi’ar-syi’ar yang besar dari berbagai syi’ar Islam. Terdapat di dalamnya, sepuluh hari pertama yang penuh dengan keberkahan dan keutamaan, lalu tiga hari berikutnya merupakan hari-hari tasyriq yang agung. (sebagaimana yg dijelaskan pada artikel khusus tentang bulan Dzulhijjah, keutaman sepuluh hari pertama Dzulhijjah).
3. Bulan Muharram
Di antara keutamaan dan keberkahan bulan ini, sebagaimana yang tercantum dalam Shahih Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam bersabda:
Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa yang jatuh pada) bulan Allah, (yaitu) Muharram…” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Nabi Shalallahu ‘Alahi Wassalam menamakan Muharram dengan bulan Allah (syahrullaah). Penisbatan nama bulan ini dengan lafazh ‘Allah’ menunjukkan kemuliaan dan keutamaan bulan ini, karena sesungguhnya Allah tidak menyandarkan (menisbatkan) lafazh tersebut kepada-Nya kecuali karena keistimewaan dan kekhususan yang dimiliki oleh makhluk-nya tersebut dan seterusnya. (Laatha if al Ma’aarif).
Sebagian ulama memberikan alasan yang mengaitkan tentang keutamaan puasa pada bulan ini. Maksudnya, bahwa sebaik-baik bulan untuk melakukan puasa sunnat secara penuh setelah bulan Ramadhan, adalah Muharram. Karena berpuasa sunnat pada sebagian hari, seperti hari ‘Arafah atau enam hari di bulan Syawal lebih utama (afdhal) daripada berpuasa pada sebagian hari-hari bulan Muharram. (Laatha if al Ma’aarif)
Diantara keberkahan bulan Muharram berikutnya, jatuh pada hari kesepuluh, yaitu hari ‘Asyura. Hari ‘Asyura ini merupakan hari yang mulia dan penuh berkah. Hari ‘Asyura ini memiliki kesucian dan kemuliaan sejak dahulu. Dimana pada hari ‘Asyura ini Allah Ta’ala menyelamatkan seorang hamba sekaligus Nabi-Nya, Musa ‘Alaihis Salam dan kaumnya serta menenggelamkan musuhnya, Fir’aun dan bala tentaranya. Sesungguhnya Nabi Musa ‘Alaihis Salam berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukurnya kepada Allah. Sedangkan orang-orang Quraisy di zaman Jahilliyah juga berpuasa pada hari ini, begitu juga Yahudi. Mereka dulu berpuasa pada hari ‘Asyura. Berdasarkan pendapat kebanyakan ulama, puasa ini pada mulanya wajib bagi kaum muslimin sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan, kemudian (berubah) menjadi sunnah. Sebagaimana yang tedapat dalam ash Shahihain dari ‘Aisyah radhiallahu anha, ia berkata:
Dahulu orang-orang Quraisy berpuasa ‘Asyura pada zaman Jahilliyah. Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam sendiri juga berpuasa ‘Asyura. Ketika beliau hijrah ke Madinah, beliau terus melaksanakan puasa ‘Asyura, dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Lalu ketika diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan, beliau bersabda:’Barangsiapa yang mau berpuasa ‘Asyura, berpuasalah dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya, tinggalkanlah.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan juga tertera dalam ash Shahihahin dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam datang ke Madinah dan beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam bertanya pada mereka, “Hari apakah ini, yang kalian berpuasa di dalamnya?” Mereka menjawab: “Ini adalah hari yang agung, pada hari inilah Allah menyelamatkan Musa ‘Alaihis Salam dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya. Maka Musa berpuasa pada hari ‘Asyura ini sebagai tanda syukurnya.” Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam bersabda: “Maka, kami lebih berhak terhadap Musa ‘Alaihis Salam dan lebih diutamakan daripada kamu sekalian.” Lalu Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin agar berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan puasa pada hari ini memiliki keutamaan yang besar, dimana puasa ini dapat meleburkan dosa-dosa setahun yang lalu, sebagaimana tertera dalam Shahih Muslim, dari Abu Qatadah al Anshari radhiallahu anhu. Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, maka beliau bersabda, “Dia akan menggugurkan (dosa-dosa) setahun yang lalu.” (HR. Muslm)
Sebagian ulama berpendapat sunnah berpuasa pada hari kesembilan bersamaan dengan hari kesepuluh karena Nabi Shalallahu ‘Alahi Wassalam berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat akan berpuasa pada hari kesembilan. Imam Nawawi rahimahullah menyatakan, “Barangkali sebab dari puasa dua hari ini agar tidak tasyabbuh (serupa) dengan Yahudi yang berpuasa hanya di hari kesepuluh.” (Syarhun Nawawi li Shahih Muslim)
Tidak ada lagi yang disyari’atkan pada hari ‘Asyura ini selain puasa. Namun sebagian orang mengada-adakan perkara baru (bid’ah) yang tidak ada dasarnya sama sekali, atau hanya bersandar pada hadits-hadits maudhu’ (palsu) atau hadits-hadits dha’if (lemah). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan beberapa perkara mungkar, yang diada-adakan oleh ahlul ahwaa’ (pengikut hawa nafsu), yaitu kaum Rafidhah yang pada hari ‘Asyura pura-pura haus dan sedih, serta perkara-perkara baru lainnya yang tidak disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Dan tidak pula dilakukan oleh seorang pun dari generasi Salaf dan dari ahli Bait Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam maupun dari yang lainnya. Sesungguhnya musibah terbunuhnya al Husain bin Ali bin Abu Thalib pada hari ‘Asyura ini, wajib disikapi seperti penyiikapan terhadap berbagai musibah dengan mengembalikannya kepada penyikapan yang disyari’atkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga menyebutkan bahwa sebagian orang mengada-adakan perkara baru (bid’ah) dalam masalah ini dengan bersandar pada hadits-hadits palsu yang tidak berdasar seperti fadhilah mandi pada hari ‘Asyura, bercelak atau berjabat tangan, atau menampakkan rasa senang dan bahagia, dan meluaskan nafkahnya pada hari itu. (lihat Iqtidhaa-ush Shiraathil Mustaqiim li Mukhaalafatil Ash haabil Jahiim).
4. Bulan Rajab
Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam memasuki bulan Rajab beliau berdo’a:
Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
Setelah menelaah hadist ini, Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan,” Tidak pernah diriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘Alahi Wassalam tentang fadhilah bulan Rajab di hadits-hadits yang lain. Bahkan kebanyakan hadits yang tersebar tentang keutamaan bulan Rajab ini yang disandarkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alahi Wassalam adalah dusta…”(Iqtidhaa-ush Shiraatil Mustaqiim).
Ahlul bid’ah telah memalsukan banyak hadits tentang keutamaan bulan yang disucikan ini, dan juga tentang kekhususan sebagian ibadah yang dilakukan pada bulan ini, seperti shalat dan puasa. Dan diantara orang yang mengingatkan hal ini adalah al Hafizh Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah dalam risalahnya, Tabyiinul ‘Ajab bi Maa Warada fii Fadhli Rajab. Dalam risalah ini beliau menjelaskan, “Tidak muncul satupun hadits shahih tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, tidak tentang puasa tertentu, dan tidak juga tentang mendirikan shalat malam tertentu di bulan ini yang dikuatkan oleh sebuah hadits yang layak untuk dijadikan sebagai hujjah.” (Risaalah Tabyiin al ‘Ajab). Kemudian beliau menyebutkan hadits-hadits yang meriwayatkan hal ini dan menjelaskan hukum-hukum dari hadits tersebut.
Ibnu Rajab rahimahullah menyatakan: “ Tidak benar bahwa di dalam bulan Rajab terdapat shalat tertentu yang khusus untuk bulan ini saja.” Lalu dia mengatakan, “ Tidak benar dalam keutamaan puasa bulan Rajab secara khusus terdapat satu riwayat dari Nabi Shalallahu ‘Alahi Wassalam dan para Sahabatnya.” (Laathaa iful Ma’aarif). Karena itu kebanyakan ulama Salaf membenci pengkhususan bulan Rajab dengan puasa.
Abu Bakat ath Thurthusi telah merinci masalah ini dengan mengatakan:”Shaumnya seseorang (yang dikhususkan) pada bulan ini dimakruhkan dari tiga segi, di antaranya bahwa pengkhususan kaum muslimin dengan puasa setiap tahunnya (pada bulan ini) akan menyebabkan orang-orang awam mengira bahwa hal itu adalah fardhu seperti halnya Ramadhan, atau mereka akan mengira bahwa hal itu adalah sunnah yang tetap. dikhususkan oleh Rasul Shalallahu ‘Alahi Wassalam dengan shaum rutin, atau shaum yang didalamnya dikhususkan dengan keutamaan pahala atas seluruh bulan…” Kemudian beliau mengatakan,”Jika ditinjau dari bab keutamaan-keutamaan Sunnah Nabi Shalallahu ‘Alahi Wassalam atau dari prakteknya, tidak wajib dan tidak pula sunnah menurut kesepakatan dan tidak ada lagi anjuran melakukan puasa melainkan puasa yang sudah ditentukan.”
Adapun ‘Umrah di bulan Rajab telah disebutkan oleh Ibnu Rajab bahwa “umrah dibulan Rajab itu adalah hukumnya sunnah menurut pendapat mayoritas generasi Salaf. Diantaranya ‘umar bin Khaththab radhiallahu anhu dan ‘Aisyah radhiallahu anha. (lihat Laathaa-iful Ma’aarif)
Dinukil dari Kitab: At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu (edisi terjemahan: Amalan dan Waktu yang Diberkahi), penulis Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i

Kamis, 18 Oktober 2012

♥♥| UNTUKMU DUHAI WANITA CANTIK |♥♥

Aku katakan kepadamu rahasia hakikat dari “WANITA CANTIK”, Wanita pilihan Allah dan Wanita yang Allah cintai karena kemuliaan akhlaqnya...

Kau tau bahwa...,

Wanita Cantik adalah Wanita yang bisa menebarkan Pesona Lafadz-lafadz Allah dengan keikhlasan hatinya...
Kesemuanya itu dia lakukan hanya karena cintanya kepada ALLAH...

Wanita yang Cantik hatinya, akan selalu dalam lindungan Cahaya Allah, karena Kecantikan hatinya terpelihara dari kegelapan cahaya yang berusaha menutupi kemurnian cahayaNya...

Kecantikan hatinya akan terus bersinar dan tidak pernah padam oleh perubahan cuaca, perubahan zaman dan perubahan waktu, demi waktunya dan perkembangan masa dan demi masaNya...

Wanita yang cantik hatinya, dapat menyesuaikan, menempatkan dirinya kecantikannya di dalam pengajaran ilmu-ilmu TauhidNya dengan cara lembut dalam bertutur kata...

Dia pandai bersilat hati, mengolah hatinya dengan kelembutan lisannya lalu mengeluarkan kata-kata bijak nan lembut atas apa yg terbersit dari qalbu yang terhidupi olehNya...

Kata-kata bijak itulah yang menjadi tameng senjatanya tuk melantunkan bait-bait cintaNya, dan itulah bukti kebesaran Allah apabila Allah menghendaki suatu kaum, maka ‘Kun Fayakuun-lah atas qadar dan iradatNya...

Wanita yang cantik hatinya, dengan mudah gampang menebarkan Pesona Tawadhu’nya, Pesona kata hikmahnya, dan Pesona setrum pengikat hati bagi mereka yang terhypnotis oleh kata-kata cinta Mahabbah kepada Allah dengan tujuan demi mengejar RIDHA dari ALLAH.

Kau tau Sholehahku...,

Wanita yang Cantik hatinya adalah jaminan Surga firdaus dari Allah...,
Jaminan keselamatan dari api neraka..., Jaminan kesucian dirinya dari hal yang memberatkan perkaranya...

Raihlah Surga Firdaus dalam dirimu,,,
Dalam hati Cantikmu...
Dan dalam kecantikan hatimu setajam lisanmu...
Jadilah Wanita Cantik di mata Allah...

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

Perempuan-perempuan surga (bidadari) itu betisnya kelihatan dibalik tujuh puluh lapis pakaian sutera yang dikenakannya. Malah kelihatan sampai kesumsum tulang betisnya.

Demikianlah Allah berfirman dalam Al- Qur’an, bidadari itu seolah-olah batu permata yaqut dan intan berlian yang berkilau-kilau. (HR. At- Tirmidzi)

Dalam hadits dari Abu Huraira radhiayallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda; “Kalau sekiranya perempuan surga (bidadari) itu berada di dunia, maka akan terang benderanglah dunia ini karena sinar wajahnya. Dan perhiasan yang berada dikepalanya lebih bagus dari segala sesuatu yang terdapat didalam dunia.” (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibraahiim 14 : 7)

Segala puji bagi Allah pemilik langit dan bumi. Pemilik segala kekurangan dan kelebihanNya. Hanya Allah yang bisa menerangi jalan bagi setiap hambaNya menuju jalan penuh cahaya keabadianNya.Tidak ada illah bagiNya yang berkuasa atas Iman diri dan Taqwa diri dalam seluruh kehariba’anNya. Maha Suci Allah segala Puji Bagi Allah yang mengetahui segala sesuatu yang terbaik bagi hamba-hambaNya.

Aamiin Yaa Allah Yaa Rabbal ’Alamiin...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...


Rabu, 17 Oktober 2012

TAKUT ALLAH sebagai KHALIQ

♥ Assalamualaikum wr wb.

♥ ♥ TAKUT ALLAH sebagai KHALIQ....maka bacalah LAAILAAHA ILLALLAHU..

♥ ♥ TAKUT kepada KEJAHATAN MAKHLUQ ALLAH..maka bacalah,ANNAS,AL IKHLAS,AL FALAK,AYAT KURSI.

♥ ♥ TAKUT ketika mendatangi rumah ANGKER ,rumah KOSONG,melewati tempat SEPI,menempati rumah BARU...maka bacalah DOA ini,agar TIDAK DIGANGGU MAHLUK ALLAH,berupa MANUSIA,JIN,BINATANG BUAS...

♥ Hadits ibnumajah 35
37

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وَهْبٌ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ سَعْدِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ

Sekiranya salah seorang dari kalian singgah di suatu tempat tinggal lalu mengucapkan 'A'UUDZU BIKALIMATILLAAHIT TAAMMAAT MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung dgn kalimat Allah yg sempurna dari kejahatan makhluqNYA) ', niscaya dia tak akan di celakai oleh sesuatu di tempat persinggahannya tersebut sampai ia meninggalkannya.

Akupun membaca doa ini ketika ALARMku berbunyi,tetapi tidak terlihat ada apa apa..apakah alarm bisa mendeteksi makhluq halus...????

♥ ♥ TAKUT SESUATU.LAWAN,dan PENGUASA.
Menghadapi LAWAN BERTANDING,LAWAN orang yang JAHAT,lawan BERDEBAT..
TAKUT di jalan.ketika pulang MALAM...

اَللّهُمَّ اِنَّانَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُبِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ

Ya Allah sesungguhnya kami menyerahkan leher mereka kepada (kekuasaan)-Mu dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka.

♥ ♥ TAKUT terhadap suatu KAUM,

اَللَّهُمَّ اكْفِنِيْهِمْ بِمَا شِئْ.

"Ya Allah, cukupilah aku dalam menghadapi mereka dengan apa yang Engkau kehendaki".

@@@@@
Setiap orang pasti pernah merasa TAKUT...takut akan kejahatan manusia,maupun kejahatan makhluq Allah yang lainnya,ketika di jalan,ketika pulang malam,ketika melewati tempat tempat yang sepi,ketika berhadapan dengan orang jahat...ketika malam gelap gulita...

Wassalam,
Wallahu a'lam..
Salam hangat,salam semangattt...

Kamis, 11 Oktober 2012

Keajaiban Dibalik Perintah Sholat Shubuh

Foto: Keajaiban Dibalik Perintah Sholat Shubuh

Kenapa Harus Bangun pagi buta untuk Sholat Subuh??
Bagi seorang muslim mungkin pertanyaan ini dengan mudah dijawab ; karena sholat subuh adalah bagian dari ibadah wajib yang harus dikerjakan sebagai bukti ketaatan pada Tuhannya. Tapi kenapa ya harus pagi buta gitu sholatnya?? lagi enak-enak tidur kok disuruh sholat.???

Pertanyaan-pertanyaan ini untuk sebagian orang mungkin dianggap bodoh dan bisa dianggap nyeleneh. Tapi untuk orang-orang yang berfikir ilmiah pertanyaan tersebut adalah stimulasi ide besar untuk pembuktian. Kenapa harus dibuktikan?? Yang jelas tidak ada satu halpun yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada umatnya tanpa kebermanfaatan. Jika kita amati, ada satu hal yang berbeda dari ritual sholat subuh dibandingkan sholat lima waktu lainnya.

Kalimat yang terdengar dari suara adzan sedikit berbeda dengan adzan pada sholat yang lain. Kalimat “ash shalatu khairun minan naum”, menjadi titik perbedaannya. Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur.

Kenapa kalimat itu hanya muncul pada adzan subuh dan tidak pada adzan lainnya ?
Memang ada banyak hikmah yang bisa diambil dari ritual di pagi buta ini. Dari peluang rezeki yang besar karena sudah mulai sejak subuh sampai manfaat terhindar dari kemacetan terutama di kota metropolitan seperti Jakarta. Ternyata bukan itu saja arti kebermanfaatan yang Allah berikan. Sholat subuh juga mempunyai manfaat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.

Di dalam tubuh manusia ada kekuatan yang terus bekerja tanpa kita komando. Apakah kita sedang tersadar atau tidur. Kekuatan yang mengatur gerak usus kita sehingga bisa dikeluarkan menjadi feses setelah menyerap zat-zat bermanfaat untuk tubuh. Kekuatan syaraf otonom mempunyai 2 fungsi yang bekerja secara antagonis, biasa kita sebut sebagai syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.

Kita mempunyai irama tubuh yang biasa disebut irama sirkadian tubuh dimana mulai jam 3 dini terjadi peningkatan adrenalin. Akibatnya tekanan darah manusia juga meningkat. Padahal kita sedang tidur pulas. Biasanya adrenalin kita bekerja saat kita beraktifitas atau dalam keadaan stress.

Selain itu terjadi pula penyempitan pembuluh darah otak yang menyebabkan oksigenasi otak berkurang sehingga kita merasa berat kalo bangun pagi dan cenderung mengantuk.

Peningkatan adrenalin juga mengaktivasi sistem pembekuan darah dimana sel-sel trombosit berangkulan membentuk suatu trombus. Trombus inilah yang menyebabkan gangguan kardiovaskuler pada manusia. Semuanya adalah kerjaan saraf simpatis. Lalu apa hubungannya dengan Sholat???

Hasil penelitian Furchgott dan Ignarro serta Murad tentang suatu zat didalam dinding sel yang dapat melebarkan pembuluh darah menjawab pertanyaan di atas. Zat yang ditemukan itu bernama NO (Nitrit Oksida). Yang luar biasa adalah ternyata Nitrit Oksida ini diproduksi terus menerus selama istirahat termasuk ketika manusia tidur.

Zat ini juga mencegah terbentuknya trombus dengan menghambat agregasi/penempelan trombosit. Hasil temuan ini mendapat hadiah NOBEL tahun 1998. 

Aktivitas Bangun pagi untuk sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid untuk berjamaah dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel jadinya pembuluh darah tidak bertambah sempit. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Subhanallah bukan?? dengan menjalankan sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid (terutama untuk yang laki-laki ni) kita dapat mencegah proses gangguan pada sistem kardiovaskular kita.

Untuk orang-orang yang berfikir, demikian hikmah dari ajakan-Nya “ash shalatu khairun minan naum”.

“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)
Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.

“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
(QS Muhammad : 7)

“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa”
(QS Al-Hajj:40)

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :

1.> Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2.> Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3.> Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4.> Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5.> Carilah kawan yang baik (shalih)
6.> Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
7.> Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
8.> Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
9.> Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri. Kenapa Harus Bangun pagi buta untuk Sholat Subuh??
Bagi seorang muslim mungkin pertanyaan ini dengan mudah dijawab ; karena sholat subuh adalah bagian dari ibadah wajib yang harus dikerjakan sebagai
bukti ketaatan pada Tuhannya. Tapi kenapa ya harus pagi buta gitu sholatnya?? lagi enak-enak tidur kok disuruh sholat.???

Pertanyaan-pertanyaan ini untuk sebagian orang mungkin dianggap bodoh dan bisa dianggap nyeleneh. Tapi untuk orang-orang yang berfikir ilmiah pertanyaan tersebut adalah stimulasi ide besar untuk pembuktian. Kenapa harus dibuktikan?? Yang jelas tidak ada satu halpun yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan kepada umatnya tanpa kebermanfaatan. Jika kita amati, ada satu hal yang berbeda dari ritual sholat subuh dibandingkan sholat lima waktu lainnya.

Kalimat yang terdengar dari suara adzan sedikit berbeda dengan adzan pada sholat yang lain. Kalimat “ash shalatu khairun minan naum”, menjadi titik perbedaannya. Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur.

Kenapa kalimat itu hanya muncul pada adzan subuh dan tidak pada adzan lainnya ?
Memang ada banyak hikmah yang bisa diambil dari ritual di pagi buta ini. Dari peluang rezeki yang besar karena sudah mulai sejak subuh sampai manfaat terhindar dari kemacetan terutama di kota metropolitan seperti Jakarta. Ternyata bukan itu saja arti kebermanfaatan yang Allah berikan. Sholat subuh juga mempunyai manfaat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular.

Di dalam tubuh manusia ada kekuatan yang terus bekerja tanpa kita komando. Apakah kita sedang tersadar atau tidur. Kekuatan yang mengatur gerak usus kita sehingga bisa dikeluarkan menjadi feses setelah menyerap zat-zat bermanfaat untuk tubuh. Kekuatan syaraf otonom mempunyai 2 fungsi yang bekerja secara antagonis, biasa kita sebut sebagai syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.

Kita mempunyai irama tubuh yang biasa disebut irama sirkadian tubuh dimana mulai jam 3 dini terjadi peningkatan adrenalin. Akibatnya tekanan darah manusia juga meningkat. Padahal kita sedang tidur pulas. Biasanya adrenalin kita bekerja saat kita beraktifitas atau dalam keadaan stress.

Selain itu terjadi pula penyempitan pembuluh darah otak yang menyebabkan oksigenasi otak berkurang sehingga kita merasa berat kalo bangun pagi dan cenderung mengantuk.

Peningkatan adrenalin juga mengaktivasi sistem pembekuan darah dimana sel-sel trombosit berangkulan membentuk suatu trombus. Trombus inilah yang menyebabkan gangguan kardiovaskuler pada manusia. Semuanya adalah kerjaan saraf simpatis. Lalu apa hubungannya dengan Sholat???

Hasil penelitian Furchgott dan Ignarro serta Murad tentang suatu zat didalam dinding sel yang dapat melebarkan pembuluh darah menjawab pertanyaan di atas. Zat yang ditemukan itu bernama NO (Nitrit Oksida). Yang luar biasa adalah ternyata Nitrit Oksida ini diproduksi terus menerus selama istirahat termasuk ketika manusia tidur.

Zat ini juga mencegah terbentuknya trombus dengan menghambat agregasi/penempelan trombosit. Hasil temuan ini mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.

Aktivitas Bangun pagi untuk sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid untuk berjamaah dapat meningkatkan kadar Nitrit oksida dalam pembuluh darah sehingga oksigenasi ke otak juga bertambah akibat melebarnya pembuluh darah otak dan yang pasti trombosit dicegah untuk saling menempel jadinya pembuluh darah tidak bertambah sempit. Aktivitas mengejan yang ditimbulkan pada gerakan rukuk dalam sholat meningkatkan tonus syaraf parasimpatis yang melawan efek dari syaraf simpatis seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Subhanallah bukan?? dengan menjalankan sholat subuh apa lagi dengan berjalan ke mesjid (terutama untuk yang laki-laki ni) kita dapat mencegah proses gangguan pada sistem kardiovaskular kita.

Untuk orang-orang yang berfikir, demikian hikmah dari ajakan-Nya “ash shalatu khairun minan naum”.

“Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]

Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit)
Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur.

“Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, ‘Nikmatilah malam yang panjang ini’. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas”.

“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya’ dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat” [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah.

“Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh”. “Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka - padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka - ‘Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ?’ Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga’. ” [HR Al-Bukhari]

Sedangkan bagi wanita - walau shalat di masjid diperbolehkan - shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu.

“Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka” [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah]

Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. “Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat?” (QS Huud:81)

Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia.

“Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”
(QS Muhammad : 7)

“Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa”
(QS Al-Hajj:40)

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :

1.> Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
2.> Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
3.> Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
4.> Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
5.> Carilah kawan yang baik (shalih)
6.> Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
7.> Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
8.> Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
9.> Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga

Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.
 Sumber : http://www.facebook.com/pages/Strawberry/

Rabu, 10 Oktober 2012

Seorang PEMIMPIN harus LAPANG DADA

KESUKSESAN seorang PEMIMPIN pun diawali dengan LAPANG DADA.

~~ LAPANG DADA ,ketika menghadapi KESULITAN.
~~ LAPANG DADA ketika menghadapi PERMASALAHAN.
~~ LAPANG DADA ketika menghadapai TANTANGAN.
~~ LAPANG DADA ketika menghadapi KONFLIK KONFLIK..

Siapapun PEMIMPIN itu...

Apakah ia,sebagai PEMIMPIN KELUARGA,sebagai PEMIMPIN anak anaknya,sebagai PEMIMPIN di kantor,SEBAGAI pemimpin DI LAPANGAN,sebagai PEMIMPIN di DAERAH ,dll.

~~ Dalam mengarungi kehidupan ini,setiap orang,setiap PEMIMPIN akan selalu mendapatkan MASALAH..

~~ MAKA dengan LAPANG DADA,ia akan selalu TENANG..TIDAK GUGUP,..menghadapi segala MASALAH..

~~ Dan hanya ALLAH..yang dapat memberikan LAPANG DADA.
~~ Maka selalulah BERDOA,agar diberi ALLAH,LAPANG DADA..

♥ Nabi Musapun BERDOA;''Ya Tuhanku,LAPANGKANLAH untukku DADAKU'' [Thaha,25]

♥ Nabi Muhammadpun DILAPANGKAN DADA nya oleh Allah.
''Bukankah Kami telah MELAPANGKAN untukmu DADAMU ?''[Al Insyirah 1]

Namun tetap merasa KESEMPITAN DADA,ketika mendapat hinaan dari kaum Quraisy.
♥ ''Dan Kami sungguh sungguh mengetahui DADAMU menjadi SEMPIT,disebabkan apa yang mereka ucapkan''[al Hijr 97]

♥ Maka ALLAH,memberi SOLUSI,agar TETAP LAPANG DADA,yakni dengan.

1.DZIKRULLAH.diperbanyak.
2.SUJUD,diperbanyak.
3.SEMBAHLAH ALLAH.

♥ ''Maka BERTASBIHLAH dengan MEMUJI Tuhanmu dan jadilah kamu diantara orang orang yang BERSUJUD/SHALAT,dan SEMBAHLAH Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini/AJAL''[Al Hijr 98-99]

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni diangkat menjadi Qadhi (hakim) di Bashrah. Beliau terkenal sebagai hakim yang cerdas. Alkisah tersebarlah
berita tentang kecerdasan Iyas, sehingga orang-orang berdatangan kepadanya dari berbagai penjuru untuk bertanya tentang ilmu dan agama. Sebagian ingin belajar, sebagian lagi ada yang ingin menguji dan ada pula yang hendak berdebat kusir.
Diantara mereka ada Duhqan (seperti jabatan lurah di kalangan Persia dahulu) yang datang ke majelisnya dan bertanya:

Duhqan: “Wahai Abu Wa’ilah, bagaimana pendapatmu tentang minuman yang memabukkan?”

Iyas: “Haram!”

Duhqan: “Dari sisi mana dikatakan haram, sedangkan ia tak lebih dari buah dan air yang diolah, sedangkan keduanya sama-sama halal.”

Iyas: ”Apakah engkau sudah selesai bicara, wahai Duhqan, ataukah masih ada yang hendak kau
utarakan?”

Duhqan: ” Sudah, silahkan bicara!”

Iyas: ”Seandainya kuambil air dan kusiramkan ke mukamu, apakah engkau merasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Jika kuambil segenggam pasir lalu kulempar kepadamu, apakah terasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Jika aku mengambil segenggam semen dan kulemparkan kepadamu, apakah terasa sakit?”

Duhqan: ”Tidak!”

Iyas: ”Sekarang, jika kuambil pasir, lalu kucampur dengan segenggam semen, lalu aku tuangkan air diatasnya dan kuaduk, lalu kujemur hingga kering, lalu kupukulkan ke kepalamu, apakah engkau merasa sakit?”

Duhqan: ”Benar, bahkan bisa membunuhku!”

Iyas: ”Begitulah halnya dengan khamr. Disaat kau kumpulkan bagian-bagiannya lalu kau olah menjadi minuman yang memabukkan, maka dia menjadi haram.”

Sumber: Mereka adalah Tabi’in

Wallahu a'lam.

Minggu, 07 Oktober 2012

Keutamaan Dhuha dalam Al-Quran dan Hadits

Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.

Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35).

Disamping itu shalat dhuha ini juga dapat mengantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.

“Dari Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU, ALLHU AKBAR), setiap amar ma’ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim – Dalilil Falihin Juz III, hal 627).

Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan Allah : “Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya’la).

Dengan lafadz lain berbunyi : “Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu” (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).

Doa setelah menunaikan sholat dhuha yang diajarkan Rasulullah SAW : “Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.

Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam. Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain : “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi). “Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud). “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata, Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda, “Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi).

Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakherat pun, di hari kiamat, orang itu dipanggil Allah untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi : “Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Hadits Arba'in Nomor 26 (bag.3)


Shalat Dhuha sebagai tanda syukur

Pada kajian hadits Arba’in ke-26 bagian pertama telah dijelaskan bahwa hadits ini juga menjelaskan fadhilah shalat Dhuha. Yang demikian ini karena salah satu redaksinya menyatakan:

”Setiap salah seorang di antara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah; setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan la ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua raka’at dhuha.” (HR Muslim, hadits no. 720).

Hal di atas menjelaskan betapa Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemurah, betapa tidak; Kenikmatan Allah kepada manusia sangat banyak dan begitu melimpah, sekiranya manusia diminta menghitungnya, niscaya tidak akan mampu (QS An-Nahl: 18), dan semua nikmat ini menuntut manusia untuk mensyukurinya. Jika menghitung saja tidak mampu, bagaimana menunaikan syukurnya? Manusia diciptakan memiliki 360 ruas. Bersama 360 ruas ini terdapat berbagai kenikmatan yang juga tidak dapat dihitung. Setiap ruang tulang ini memiliki tugas untuk bersedekah, sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakannya dan tugas ini mesti ditunaikan manusia pada setiap harinya. Artinya, paling tidak, setiap hari manusia harus bersedekah sebanyak 360 kali atas nama 360 ruas ini. Hal ini tentunya sangat berat dan sulit. Namun, Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah, melalui Rasulullah saw, menjelaskan bahwa tugas bersedekah sebanyak 360 kali itu cukup tergantikan oleh dua raka’at shalat Dhuha. Subhanallah ar-Rahman ar-Rahim, al-Jawwad al-Karim.

Waktu dan jumlah raka’at

Yang dimaksud shalat Dhuha adalah shalat yang dilakukan pada waktu Dhuha. Waktu Dhuha memanjang semenjak matahari naik kira-kira dalam pandangan mata kita setinggi satu tombak. Atau kira-kita 15 menit setelah terbitnya dan berakhir pada saat mendekati posisi tengah-tengah di atas kepala kita. Atau kira-kira 5 menit sebelum masuk waktu Zhuhur.

Jika seseorang melakukan shalat Dhuha ini, dua raka’at saja, berarti ia telah menzakati tubuhnya. Sebab tersebut dalam hadits, sebagaimana telah dikutip di atas, bahwa dua raka’at ini cukup menggantikan tugas setiap ruas tulang untuk melakukan sedekah harian. Allahumma waffiqna lihadza.

Shalat Dhuha sendiri dapat dilakukan dalam pilihan 2 raka’at, 4 raka’at, 6 raka’at, 8 raka’at dan 12 raka’at. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, dari Abud-Darda’ ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang shalat Dhuha 2 raka’at, maka ia tidak tercatat sebagai orang yang lalai, dan siapa yang shalat Dhuha 4 raka’at, maka ia tercatat sebagai ‘Abid (ahli ibadah), dan siapa yang shalat Dhuha 6 raka’at, cukuplah baginya pada hari itu, dan siapa yang shalat Dhuha 8 raka’at, Allah swt mencatatnya sebagai Qanit (ahli taat), dan siapa yang shalat Dhuha 12 raka’at, Allah swt membangunkan rumah untuknya di surga, dan tidak ada hari, juga tidak ada malam kecuali ada pemberian Allah swt yang diberikannya kepada hamba-Nya sebagai sedekah untuknya, dan tidak ada pemberian Allah yang diberikan kepada seorang hamba-Nya yang lebih afdhal daripada ilham kepadanya untuk mengingat-Nya. (Hadits dha’if, diriwayatkan oleh ath-Thabarani, lihat Dha’if at-Targhib wa at-Tarhib, no. 405).

Hadits dha’if ini disebutkan di sini untuk menjelaskan bahwa jumlah raka’at Dhuha memiliki opsi-opsi jumlah raka’at demikian. Imam Nawawi berkata, “Dalam hadits ini (hadits yang menjelaskan tentang opsi jumlah raka’at shalat Dhuha) terdapat kelemahan, namun jika digabungkan dengan hadits lain, maka ia menjadi kuat dan layak dijadikan argumentasi untuk hal ini.”

Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin

Tersebut dalam hadits Rasulullah saw yang lain bahwa shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. Artinya, shalat yang merefleksikan sikap orang-orang yang senantiasa merujuk dan kembali kepada Allah swt dalam segala urusannya. “Shalat Awwabin dilakukan saat anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir sehingga mereka bangkit.” (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim [748])

Dalam hadits yang lain, “Tidak konsisten menjaga kontinuitas shalat Dhuha kecuali ia seorang awwab, dan shalat Dhuha adalah shalat Awwabin.” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim, lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, hadits no. 703)

Shalat Dhuha ini adalah salah satu dari tiga wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah ra.

Abu hurairah berkata, “Kekasihku (maksudnya, Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga hal, dan aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku mati; berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat Dhuha dan melakukan shalat witir sebelum tidur.” (Hadits muttafaqun ‘alaih, lihat Bukhari [1107, 1845], Muslim [1182])

Shalat Dhuha merupakan bagian dari “haji dan umrah” yang sempurna. Bukan haji dan umrah dalam arti pergi ke Mekah, akan tetapi, pahala haji dan umrah. Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang shalat Subuh berjama’ah, lalu duduk dzikir kepada Allah swt sehingga matahari terbit,kemudian shalat dua raka’at, maka untuknya pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, lihat Shahih wa Dha’if Sunan at-Tirmidzi, hadits no. 586) 
 
Rasulullah melakukan shalat Dhuha

Ummul Mukminin Aisyah ra berkata, “Rasulullah saw melakukan shalat Dhuha 4 raka’at dan menambahnya sesuai dengan kehendak Allah swt.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim [1176])

Ummu Hani’ ra bercerita bahwa Rasulullah saw memasuki rumahnya pada hari fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), lalu mandi dan shalat 8 raka’at. (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhari [1105])

Dan ia menjelaskan lebih lanjut bahwa shalat Dhuha yang dilakukan Rasulullah saw termasuk shalat yang cepat. Maksudnya surat yang dibaca oleh beliau saw adalah surat-surat pendek, ruku’ sujudnya juga pendek-pendek. Hanya saja, ruku’ dan sujudnya dilakukan secara sempurna. (Shahih Bukhari, no. 1105)

Shalat Dhuhanya Asma’ binti Abi Bakar

Imam Nawawi menuturkan kisah Asma’ binti Abi Bakar ra, bahwasanya pada suatu hari Ubadah bin Hamzah memasuki rumahnya. Ia mendapati Asma’ sedang membaca QS At-Thur: 27-28. Selesai membaca ayat ini Asma’ ra berhenti untuk melakukan perenungan dan penghayatan terhadap kandungannya, lalu berdo’a. Membacanya lagi, merenung lagi, berdo’a lagi, membaca lagi, merenung lagi, berdo’a lagi, begitu seterusnya. Ternyata hal ini berlangsung sangat lama, sehingga Ubadah keluar dari rumah dan pergi ke pasar untuk menyelesaikan urusannya di pasar. Lalu ia balik lagi ke rumah Asma’. Ternyata ia masih dalam keadaan seperti saat ditinggalkan. (lihat At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an pembahasan tentang mengulang-ulang bacaan ayat dalam rangka melakukan tadabbur). Besar kemungkinan, hal ini dilakukan saat Asma’ ra melakukan shalat Dhuha, sebab Ubadah yang datang kepadanya, lalu pergi ke pasar dan balik lagi.

Riwayat lain mengatakan bahwa kisah ini terkait dengan Ummul Mukminin Aisyah binti Abi Bakar ra, dan bahwasanya do’a yang dibacanya berbunyi: Allahumma munna ‘alaina, waqina adzabas-samum, innaka anta al-Barru ar-Rahimu. Artinya, ya Allah, berikanlah suatu pemberian kenikmatan kepada kami, lindungi kami dari azab neraka, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Kebajikan dan Dzat Yang Maha Penyayang. (lihat Tafsir Ibn Abi Hatim, saat menafsirkan ayat 27-28 surat Ath-Thur)

Semoga Allah swt memberikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita agar bisa konsisten melakukan shalat Dhuha. Amiin.


 

Sumber :
http://talazoft.blog.usu.ac.id
http://www.ummi-online.com

Rabu, 03 Oktober 2012

”Sedekah Membawa sukses dan rezeki”


Tips Kaya Dunia Akhirat, Mau? ”Sedekah Membawa sukses dan rezeki”

Seorang laki-laki berkata kepada istrinya, "jika kamu telah mempersiapkan masakan, ajaklah orang yang lapar kemari karena aku tidak bisa makan sendirian", kemudian dia berkata dengan kata-kata penuh kebijakan, "sebutkan siapakah si dermawan yang mati karena kedermawanannya, atau seorang kikir yang hidup selamanya dengan kekikirannya, kalaupun ada, aku akan berhenti mengeluarkan derma"

Salah satu faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang adalah melakukan perbuatan baik kepada orang lain dan mengeluarkan sedekah.

" Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari ridha Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis pun (memadainya)" (Al-Baqarah (2):265)

Orang-orang yang kikir memiliki akhlak yang tercela dan selalu mudah tersakiti. Mereka sangat pelit untuk membagi karunia Allah dengan sesama manusia. Seandainya orang yang kikir itu tahu bahwa ia akan memperoleh kebahagiaan dengan mengeluarkan uang untuk orang-orang miskin, tentu ia akan berlomba-lomba mengeluarkan sedekah.

" Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu" (at-Taghabun (64):17). BY : Meidy


KAYA DENGAN SEDEKAH

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan

seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan
bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan
begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?''

Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang
dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada
keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa
terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak
akan terasakan sempit dan menyusahkan.

Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW
menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah.

Sabda Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.''

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada
orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru,
'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil
dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan
akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah
adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan
memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya.

Pertama, mengundang datangnya rezeki.

Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain
dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah
rezeki dengan sedekah.''

Kedua, sedekah dapat menolak bala.

Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala
tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit.

Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.''

Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur.

Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan
umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang
bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada
persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah
tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut
akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi
manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.Sedekah merupakan jawaban semua permasalahan. Sedekah itu tak ada lawan. Tak ada persoalan apa pun yang tidak selesai, selama kita melibatkan Allah. Caranya, antara lain melalui sedekah.''
seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan

Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.

Suatu hari datanglah dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita tentang sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bus antarkota, beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan, bus yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua akhwat itulah yang selamat dengan tidak terluka sedikit pun.

Keutamaan Sedekah

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah?ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.


SEMBUH DARI SAKIT KARENA SEDEKAH

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT
mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda
menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT
berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?''
Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu
apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang
dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada
keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan
bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun
banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.

Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah
SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah
SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain,
Rasulullah SAW menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada
dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku,
karuniakanlah ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'.
Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

Sedekah walaupun kecil tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang
bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di
dunia dan akhirat karena tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang
bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan
(belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya menahannya adalah
celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama,
mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat
Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10
kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali
bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua,
sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah
bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan,
''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda
kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah
sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang
bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada
persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang
Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan
hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi
manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum
juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.
(by Suprianto. Republika, Selasa, 27 Desember 2005)


Renungan SEDEKAH : DEMI MASA

Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang - orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. ( Al Qur'an, Surah Al 'Ashr )

"Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu; pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu; pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu; pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu; pergunakan hidupmu sebelum datang matimu."
( Rosulullah Muhammad SAW )
Sumber:

Sukses dengan Sedekah
Mulia dan bahagia dengan Sedekah
Sembuh dengan Sedekah 
Klik di sini
Photobucket

 

Selasa, 02 Oktober 2012

TIPS MERAWAT DAN MEMBESARKAN ANAK


Kunci utama dalam merawat, membesarkan dan mendidik anak kita adalah paradigma berpikir kita tentang status anak didalam kehidupan kita suami isteri itu harus jelas dulu..apakah sebagai aset keluarga ataukah sebagai titipan Tuhan yang wajib kita pelihara, rawat, besarkan dan didik dijalan Allah…
Saya memperlakukan anak saya bukan sebagai aset yang dapat saya perlakukan sesuai kemauan saya sendiri, bukan harta yang diharap akan memberi keuntungan materi dikemudian hari, merawat saya kalau sudah tua..tidak seperti itu…
Tapi saya memperlakukan semua anak saya sebagai Liability, sebagai kewajiban saya memelihara, membesarkan dan mendidik mereka sekuat tenaga saya dengan tujuan melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan yang telah menitipkan mereka kepada saya…Jadi saya tidak sedikitpun mempunyai rasa pamrih, mengharap balas budi dari mereka…
Mendidik anak adalah kewajiban saya dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT…
Dengan paradigma berfikir seperti ini, maka perilaku sayapun selalu dijalan Tuhan, sehingga enerji Illahi selalu mengalir menyertai ucapan dan perilaku saya dalam mendidik anak di keluarga…Hasilnya tentu tak mungkin anak saya berani  dan mampu melawan enerji Illahi…Sehingga saya tidak perlu melakukan ucapan atau tindakan keraspun, mereka sudah segan dan tidak berkelakuan buruk…
Setiap anak butuh panutan dikeluarganya, butuh kebanggaan kepada orang tuanya…saya selalu berusaha menjadi figur yang bisa mereka banggakan tanpa berperilaku sebagai komandan…tapi justru lebih banyak sebagai teman curhat..
Saya sering menemani mereka nonton bioskop bersama pacarnya, pergi ke kebun raya dll…kadang kadang bisa hanya sebagai supir yang mengantar jemput mereka….
Kesimpulannya, saya harus mampu menempatkan diri sebagai ayah/orang tua yang mengayomi mereka, mampu menjadi wasit yang memperingatkan mereka kalau sudah keluar aturan permainan hidup dijalan Allah, mampu menjadi pembimbing dan penyuluh mereka waktu mereka dalam kegelapan dan kesulitan, mampu menjadi teman baik dan pendengar yang baik saat mereka perlu curhat tanpa digurui…
Dengan tips seperti diatas itulah akhirnya semua anak saya yang telah dewasa, mampu berdiri diatas dirinya sendiri (baik laki maupun perempuan semua produktif tidak bergantung kepada suami…)..
Kepada yang perempuan saya jelaskan dengan rinci apa artinya emansipasi…yaitu harus mempunyai kemampuan yang sama dengan laki laki dalam berprestasi dan menghidupi diri sendiri, harus produktif dan mandiri, tidak bergantung belas kasihan laki laki biarpun itu suami…
Emansipasi bukanlah persamaan hak saja tapi persamaan hak dan kewajiban…
Sumber : http://tirtaamijaya.com/

Senin, 01 Oktober 2012

4 Cara Cermat Merawat Bayi Baru Lahir

KOMPAS.com -  Merawat bayi baru lahir menjadi pengalaman yang sangat membahagiakan bagi orangtua baru. Peran baru sebagai seorang ibu selain menggembirakan terkadang juga menimbulkan kekhawatiran. Selama ibu mengikuti petunjuk perawatan bidan atau dokter, maka tidak perlu cemas. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merawat bayi adalah hati-hati, cermat dan tidak mudah panik.
Ada beberapa perhatian penting yang perlu diketahui sehubungan dengan perawatan bayi baru lahir di rumah. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu diketahui agar dapat memberikan perawatan terbaik bagi bayi antara lain :
1. Bayi baru lahir tidak  perlu memakai gurita.
Perawatan bayi dengan mengenakan gurita perlahan kini sudah mulai ditinggalkan. Penggunaan gurita pada bayi justru akan menekan bagian perut bayi dan membuat bayi kesulitan bernafas. Seandainya ibu ingin tetap mengenakan gurita sebaiknya ikatan harus longgar. Jangan khawatir bahwa tali pusat bayi akan tergeser dan cemas bayi akan kesakitan.
Pemakaian gurita yang terlalu ketat justru akan menekan lambung dan membuat bayi tidak nyaman. Selain itu, bayi juga sedang masa pertumbuhan organ tubuhnya. Ibu khawatir perut bayi akan kembung? Tak perlu cemas. Tidak ada bayi kembung akibat tidak menggunakan gurita sejak bayi.
Pada bayi, memang otot dinding perut masih belum kuat dan sangat lentur, sehingga kadang tampak lebih besar. Seiring dengan pertumbuhan dan gerak bayi semakin aktif otot-otot tubuh bayi akan semakin kencang dan bila sudah mulai merangkak dan berjalan  secara alami kondisi perut bayi akan lebih kencang karena sudah ada gerakan dan aktivitas.
Cara perawatan tali pusar terbaru, sebaiknya tali pusar dibiarkan terbuka tanpa dibalut kain kassa dan cukup diolesi alkohol saat di rumah sakit. Selanjutnya di rumah setiap mandi disabuni dan dibersihkan. Bagaimana jika  nanti pusarnya bodong karena tidak memakai gurita? Pusar yang baru lepas kadang pangkalnya tampak menyembul sedikit hal yang wajar, kecuali  kondisi hernia umbilikalis yang berat, maka perlu rujukan untuk ke dokter anak guna perawatan lebih lanjut. Perawatan tali pusar setelah lepas juga tidak perlu ditempeli uang koin untuk mencegah tidak bodong.
2. Perawatan bayi dengan bedong
Bayi baru lahir memang membutuhkan kehangatan, namun bukan dengan membungkusnya rapat-rapat dengan kain bedong. Bila ingin memberi kehangatan, sebaiknya lipatan kain jangan terlalu erat. Sangat disarankan untuk lebih sering membebaskan bayi dari bedong agar bayi dapat bergerak bebas. Merawat bayi dengan  membungkus kain bedong menjadi kebiasaan sebagian orangtua selain untuk kehangatan juga karena mereka cemas bila melihat bayinya seperti ada reflek terkejut atau dalam bahasa medis disebut hynogogic startles.
Gerakan seperti refleks terkejut terlihat pada tangan dan kaki bayi seperti kejang dan gemetar namun hanya beberapa detik. Hal ini normal dan akan menghilang sendiri ketika bayi memasuki usia 3 bulan. Cara mengatasinya memberi kehangatan dan kenyamanan dengan memeluk, meletakkan telapak tangan ibu di dada bayi dengan lembut jika terkejut karena suara keras dan memperbaiki posisi tidurnya agar nyaman. Mungkin, ibu khawatir kaki bayinya akan bengkok. Tak perlu cemas. Bayi baru lahir memang kakinya cenderung bentuknya agak bengkok dan menekuk.
Posisi kaki  saat bayi baru lahir memang masih belum bisa lurus  sehubungan dengan posisi bayi dalam kandungan. Secara perlahan nanti posisi kaki akan normal kembali. Kecuali bila  ada kelainan  pada bentuk tulang, tentu bidan akan menginformasikan cara perawatan lebih lanjut. Perhatian pada  bayi yang panas tidak  boleh dibedong, justru akan semakin meningkatkan suhu tubuhnya, dan bayi akan sesak karena tidak bisa bernafas dengan leluasa. Ibu sebaiknya membebaskan tangan dan kaki bayi dari ikatan bedong saat menyusui agar bayi juga bisa bersentuhan dengan ibunya. Kontak fisik ini sangat penting bagi bayi.
3. Penggunaan bedak bayi.
Bayi baru lahir sebaiknya tidak perlu diberi bedak tabur seluruh tubuh usai mandi. Resiko terhirup serbuk halus dari bedak tabur akan  masuk paru -paru dan mengganggu pernafasan bayi. Bila memang ingin memberi bedak sebaiknya gunakan bedak padat dengan spon lembut. Cukup usap tipis pada daerah  lipatan paha, lipatan bawah lutut,  ketiak,  dan leher.
Jaga kebersihan saat bayi mandi dengan menyabuni daerah ketiak dan lipatan leher dengan cermat. Akan lebih baik jika bayi setiap selesai mandi kulit bayi tidak diberi bedak tabur atau talk sama sekali. Perawatan bayi usai buang air kecil dan buang air besar dengan menabur bedak di pantat atau alat kelamin tidak direkomendasikan lagi. Menabur bedak justru  akan menumpuk kotoran pada daerah alat kelamin bayi dan mudah terjadi lecet atau iritasi. Pori-pori kulit bayi masih sangat sensitif dan perlu sirkulasi udara terutama di daerah pantat dan alat kelamin yang tertutup. Setiap bayi buang air kecil atau buang air besar cukup bersihkan dengan kapas yang dibasahi air hangat dan keringkan dengan handuk  lembut.
4. Penggunaan popok yang aman.
Sebaiknya, perawatan bayi menggunakan popok kain yang berbahan katun lembut. Bila terpaksa mengunakan pampers saat berpergian, sebaiknya sering diperhatikan kondisi pampers. Ganti setiap basah. Anjuran terbaik adalah gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut. Popok kain selain ramah lingkungan juga aman untuk bayi. Bayi terhindar dari resiko alergi dan  infeksi  dan ruam popok. Salam hangat semoga bermanfaat.
Selamat menjalani peran menjadi ibu baru.
Sumber : http://health.kompas.com/


Minggu, 30 September 2012

Manfaat Daun Sirsak Mengobati Penyakit Diabetes

Saya yakin anda tahu daun sirsak. Saya juga tahu. Daun sirsak adalah daun yang bentuknya agak lonjong membentuk persegi panjang. Kalau saya, jujur, tidak suka sama baunya yang menusuk dan seperti membuat perut mual. Tapi dulu saya tahu, ibu saya sering memborehkan ke perut saya ketika perut kembung disertai sakit melilit. Saya ingat ibuku mencampurnya dengan minyak tanah lalu dioleskan ke perutku. Alhasil, apa yang terjadi ? Tak selang beberapa menit "angin" puting beliung keluar dari perutku dan membuat bau wangi khas di seluruh ruangan. Dalam hitungan menit pulsa perutku yang kembung sirna. Alhamdulillah.

Ternyata eh ternyata para ahli telah melakukan penelitian untuk membuktikan benar tidanya khasiat dari daun sirsak. Hasil dari peneltian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa di dalam daun sirsak terkandung berbagai senyawa lemak, protein, kalsium, vitamin A dan B dan beberapa manfaat lain yang tak terhitung. Dan dari penelitian tersebut diperoleh keyakinan bahwa ektrak daun sirsak bisa menjadi salah satu obat diabetes alami yang sangat mujarab.

Daun Sirsak Bermanfaat Menstabilkan Kadar Gula

Anda harus tahu bahwa Limit kadar gula yang normal adalah di kisaran 70 mg hingga 120 mg/dL. Daun sirsak bermanfaat dapat mengurangi dan menstabilkan kadar gula darah pada kisaran normal. Maka, para ahli merekomendasikan jika daun sirsak sangat baik bagi anda yang sedang menderita penyakit diabetes.

Seperti anda tahu sebelumnya bahwa di dalam daun sirsak banyak terkandung senyawa lemak, protein, kalsium, vitamin A dan B dll. Akan tetapi, para ahli yang melakukan penelitian tersebut menemukan senyawa baru pada Annonaceae asetogenin yang bermanfaat bagi penderita kanker.

Manfaat Daun Sirsak Bagi penderita diabetes

Seorang ahli kesehatan menyatakan bahwa manfaat daun sirsak untuk penderita diabetes masih belum teruji secara klinis. Jadi penelitian tersebut masih tergolong baru dan masih harus dilakukan uji coba lebih lanjut. Tetapi dalam banyak penelitian secara medis berhasil menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak dapat meningkatkan fungsi dari sel beta pankreas yang menghasilkan fungsi insulin. Maka karena itu penelitian ini memberikan satu harapan baik bagi para penderita diabetes di Indonesia yang kini jumlahnya sudah mencapai angka 21,3 juta orang. ita berdoa mudah-mudahan saja pra ilmuan mampu mengembangkan hasil penelitiannya ini. Harapan kita adalah semakin berkurangnya jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun.

Manfaat Sirsak Untuk Asam Urat

Ini saya dapatkan dari pengalaman seorang teman ( kepala Madrasah ) yang pernah mengalami asam urat hingga kakinya bengkak dan tidak bisa berjalan sama sekali. Bahkan tidak hanya asam urat yang ia derita, tapi juga ada gejala stroke. Yang ia lakukan untuk mengobati penyakitnya adalah berobat ke dokter. Tapi sebentar sembuh dan sebentar kambuh lagi dan harus minum obat terus untuk mengobatinya. Sampai menurutnya ia telah ketagihan obat-obat dari dari dokter rumah sakit.

Akhirnya, di samping berobat ke dokter, ia juga mencari solusi yang lain. Yaitu menggunakan cara alami atau Obat Alami. Di antaranya ia menemukan tips mengurangi asam uratnya dengan mengkonsumsi daun sirsak. Ia berbagi pengalamannya pada saya ( saya juga ada asam urat ). Caranya : ambil daun sirsak sebanyak 11 atau 13 atau 15. Pokoknya ganjil dan lebih dari 10. Kemudian daun sirsak yang telah dipetik direbus ke dalam 3 gelas air. Rebus dan rebus hingga tinggal 1 gelas air. Minum secara rutin setiap hari. Jika asam urat parah 2 kali sehari pagi dan sore ( bisa malam sebelum tidur ). Kata teman saya yang terkena asam urat tersebut, setelah rutin menum setiap hari selama 15 hari, asam uratnya hilang. Dan kini ia bisa berjalan dengan gagahnya.

Daun sirsak sangat banyak manfaatnya. Kita sebagai manusia wajib bersyukur kepada Allah SWT karena telah menciptakan pohon yang ternyata mengandung khasiat obat. Semoga info sehat kali akan bermanfaat untuk anda. Dan selamat menjalankan aktivitas dengan sehat, gembira dan penuh semangat.
 
Photobucket