Selamat Datang di www.elfaizz.blogspot.com semoga apa yang kami suguhkan bermanfaat, Kami mohon ma'af apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan, Kritik dan saran sangat kami harapkan

Kamis, 17 Februari 2011

Dokter Umat

Oleh Ali Mustofa
Sewaktu masih kecil, ketika masih tampak imut dan lucu-lucunya, banyak diantara kita saat ditanya oleh seseorang dengan pertanyaan, 'kalau besar cita-citanya ingin jadi apa?' maka sontan akan menjawab ingin jadi dokter. Ya begitulah, menjadi dokter memang merupakan profesi favorit kebanyakan orang.
Namun ternyata setelah besar, impian itupun tak bisa terwujud dikarenakan sesuatu hal. Maka kita tak perlu khawatir, kita masih bisa kok menjadi dokter. Tapi yang ini bukan yang biasa nyuntik orang di rumah sakit, atau yang biasa menulis sebuah resep obat yang tulisannya dibuat agak acak-acakkan. Melainkan menjadi dokter umat alias pengemban dakwah.
Menjadi dokter umat tidak perlu mengeluarkan kocek dalam-dalam, juga tidak memerlukan seleksi super ketat saat ujian masuk fakultas kedokteran. Cukup dengan membulatkan tekad untuk mengaji (halqah) serta memperdalam ilmu agama, dan siap menjadi pembela Islam, penjaga Islam yang terpercaya.
Peluang terbuka selebar-lebarnya, negri ini masih banyak membuka lowongan menjadi dokter umat, hal ini mengingat sejatinya masyarakatnya Indonesia bisa dibilang masih banyak yang sakit. Yang dimaksud sakit disini bukan sakit sebagaimana pada umumnya, seperti: batuk, pilek, jantung, magh, tipes dan lain sebagainya. Melainkan sakit pada pemikirannya.
Seperti diketahui, sudah lama masyarakat Indonesia semenjak ordelama hingga orde baru sampai sekarang ini terus dicekokin dengan virus-virus pemikiran barat, sebuah ajaran yang bertentangan dengan syariah Islam. Alhasil, sebagian diantara masyarakat yang kemudian kurang begitu paham akan keindahan Ideologi Islam, justru malah gandrung dengan ide-ide barat seperti halnya sekulerisme, pluralisme, kapitalisme, sosialisme, demokrasi, nasionalisme, dll.
Korupsi semakin menggurita, angka kriminalitas merajalela, hamil diluar nikah menggejala, inilah buah ajaran barat tersebut. Ironisnya penguasa di negri ini malah menjadikannya sebagai standar untuk mengatur negara. Inilah letak pangkal kesalahannya. Karena memang, yang salah harus dikatakan salah, dan yang benar katakanlah benar. Sebagaimana ketika seorang dokter mendiaknosis, kemudian menemukan penyakitnya apa.
Allah Swt berfirman: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al- Baqarah : 42)
Karena itu, siapa saja bisa menjadi dokter, kenapa kesempatan ini harus di sia-siakan?, kan sayang kalau tidak buruan memanfaatkan peluang emas ini. Tapi ingat, menjadi dokter umat memang tak akan mendapat upah yang begitu menggiurkan. Namun sekali lagi jangan khawatir, insyaAllah Dia Swt-lah yang akan memberikan upah yang lebih spesial.
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yg menyeru kpd (Al-Khair) kebajikan, menyuruh kpd yg ma’ruf dan mencegah dari yg mungkar; mereka ialah orang-orang yg beruntung. ” (QS. Ali Imran: 104)
Imam At-Thabari menjelaskan ayat diatas, sebagaimana di dalam kitab tafsirnya: Al-khair di sini ialah Islam dan syariatnya yang disyariatkan Allah pada hambaNya. Al-Ma’ruf di sini ialah mengikut Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dan dien Islam yang dibawanya. Al-Munkar di sini ialah kufur pada Allah, mendustakan Nabi Saw dan apa-apa yang dibawanya (At Thabari, 4/26)
http://mustofa.web.id/

Jumat, 11 Februari 2011

Khotbah Jum'at. (Tauhid vs Syirik)

oleh Fathuddin Jafar

إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah...
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan....
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. (QS. Al-Ahzab [33] : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Terlepas dari manapun asal-usulnya, maka setiap pergantian tahun Masehi tiba, umat Islam yang konsisten terhadap agamanya menghadapi berbagai hal yang dilematis di negerinya sendiri. Mereka seakan digiring melakukan berbagai kegiatan yang biasa dilakukan oleh kaum Kristiani. Lebih dari itu, bisa saja mereka dituduh tidak toleransi jika mereka menolak dan mengkritisi berbagai kegiatan yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Tauhid yang mereka yakini seperti, mengucapkan selamat natal, menyalakan lilin, melakukan pesta dan perayaan pergantian tahun baru Masehi sambil menyalakan kembang api, begadang semalam suntuk di jalanan, di tempat-tempat hiburan, di lapangan, di tepi pantai menunggu saat pergantian tahun baru Masehi dan tak jarang pula dilakukan sambil pesta seks dan mabuk-mabukan.
Para ulama dan berbagai ormas Islam lumpuh dan tidak berdaya menghadapi serangan badai budaya dan kegiatan agama lain terhadap umat Islam yang sudah berjalan puluhan tahun. Sepuluh tahun terakhir, khususnya sejak reformasi, serangan tersebut semakin menggila dan seakan tidak terbendung lagi. Faktanya, puluhan ribu manusia yang berkumpul di berbagai tempat pesta malam tahun baru Masehi adalah sebagian besarnya umat Islam. Puluhan ribu yang memadati jalan-jalan raya, sebagian besar mereka adalah kaum Muslimin. Puluhan ribu yang meniup terompet dan memyalakan kembang api di malam tahun baru Masehi, mayoritasnya adalah kaum Muslimin. Puluhan ribu manusia yang berjubel di berbagai tempat, pantai, puncak gunung dan lapangan sambil bersorak sorai saat malam pergantian tahun baru Masehi tiba adalah mayoritasnya umat Islam. Tahun demi tahun, intensitas merayakan tahun baru Masehi dan keterlibatan umat Islam di negeri yang mayoritas Muslim ini semakin tinggi dan semakin bebas. Ajaran Islam sudah tidak lagi dilibatkan dalam menilai dan menimbang aktivitas yang mereka lakukan.
Lebih ironis lagi, sebagian ulama atau tokoh Islam memberikan green light dan pembenaran terhadap fenomena yang bertentangan dengan Islam tersebut. Demikian juga Pemerintah seakan menyerukan agar semua bangsa yang ada di negeri ini, apapun agama mereka, khususnya kaum Muslimin, harus merespon positif terhadap apa yang sudah menjadi budaya dan tradisi umat Kristiani itu. Umat Islam dicekoki dengan berbagai doktrin dan pemahaman sesat agar mereka menerima dan menyambut gembira apa yang dilakukan umat lain, kendati nyata-nyata bertentangan dengan ajaran dasar agama mereka. Di antara doktrin sesat tersebut ialah : agama itu sama, toleransi beragama, boleh mengucapkan selamat tahun baru dan sebagainya. Kalau tidak setuju dan mendukung, bisa dituduh dengan berbagai tuduhan dan berbagai label negatif seperti fundamentalis, ektrimis, fanatik, tidak toleran dan bahkan bisa juga sebagai teroris.
Kaum Muslimin Rahimakumullah...
Allah menurunkan Islam sebagai agama Tauhid. Tauhid ialah, megesakan Allah dalam ketuhanan Rububiyyah (penciptaan dan perbuatan), Uluhiyyah (ibadah dan sistem hidup) dan dalam Al-Sama’ wa Ash-shifat (nama-nama dan sifat). Sebab itu, pengertian kalimat Tauhid/Syahadat : لا اله الا الله adalah : Tidak ada tuhan apapun di dunia yang berhak disembah, ditaati, dikagumi, dibesarkan dan dicintai selain Allah. Hanya Allah sajalah yang berhak disembah dan di taati. Karena Dialah yang meciptakan manusia dan alam semesta ini. Sebab itu, semua sistem hidup yang Dia ciptakan untuk manusia terjamin kecanggihan dan kebaikannya untuk manusia di dunia dan juga di akhirat.
Adapun Syirik ialah, meyakini ada tuhan lain yang berhak disembah, ditaati, dikagumi, dicintai dan dibesarkan selain Allah. Apapun jenis dan bentuknya, apakah tuhan tersebut patung yang diukir, nabi, orang shaleh, makhluk halus dan sebagainya. Bila ada keyakian dalam diri seseorang bahwa ada tuhan lain selain Allah, baik disembah langsug ataupun tidak langsung seperti hanya untuk wasilah (perantara), maka keyakinan tersebut disebut “SYIRIK”. Artinya penyertaan tuhan lain dengan tuhan Allah. Keyakinan seperti itu sudah tidak Tauhid lagi dan sudah tercampur dengan syirik atau kemusyrikan.
Sebab itu, Tauhid itu adalah lawan atau versus Syirik. Tauhid yang diajarkan Islam yang dibawa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sama dengan Tauhid yang diajarkan Ibrahim ‘alaihissalam. Tauhid yang terbebas dari syirik atau menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan siapapun. Tauhid yang mengajarkan penganutnya agar mengesakan Allah dalam keyakinan, dalam ibadah, dalam sistem kehidupan, dalam budaya, dalam mu’amalah dan dalam akhlak.
Seperti itulah ajaran Tauhid yang datang dari Allah. Di luar itu, berarti datang dari manusia. Tauhid yang datang dari Allah adalah yang logis dan dapat diterima akal sehat. Sedangkan yang datang dari manusia adalah yang sulit dipahami akal sehat kecuali dengan mematikan daya nalar itu sendiri.
Keajaiban penciptaan Isa yang tanpa bapak itu tidak logis menjadi sebab ia berhak dipertuhankan. Jika demikian logikanya, kenapa tidak nabi Adam yang lebih berhak dijadikan tuhan pendamping Allah? Bukankah Adam lahir tanpa bapak dan ibu? Allah berfirman :
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa itu di sisi Allah sama dengan perumpamaan (penciptaan ) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudia Dia berkata : Jadilah. Maka jadilah ia (Adam). (QS. Ali Imran [3] : 59)
Sebab itu, tidak ada yang istimewa dan yang sangat menakjubkan dari penciptaan Isa itu di sisi Allah. Pencinptaan Isa di sisi Allah sama saja dengan penciptaan Adam. Sebab itu, tidaklah pantas dan tidak logis apabila Isa dinobatkan atau diakui sebagai Tuhan yang disekutukan dengan Allah. Apalagi disebut sebagai anak Allah. Keyakinan dan ungkapan kemusyrikan tersebut amatlah membuat Allah menjadi murka.
Akibat keyakinan dan ucapan kemusyrikan itu, bukan saja Allah yang marah dan murka, akan tetapi, langit, bumi dan gunungpun ikut memprotes dan marah disebabkan ulah manusia yang menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya dan tidak ada kemungkaran yang melebihi dari menuduh Allah memiliki anak. Allah berfirman :
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92) إِنْ كُلُّ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آَتِي الرَّحْمَنِ عَبْدًا (93) لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا (94) وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا (95)
Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak (88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, (89) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (90) karena mereka menyebut Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak (91) Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. (92) Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. (93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. (94) Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (95) (QS. Maryam [19] : 88–85)
Kaum Muslimin rahimakumullah....
Maka Tauhid yang datang dari Allahlah yang akan mendapatkan kecintaan dan keridhaan-Nya. Sedangkan keyakinan apapun yang datang dari hasil rekaan manusia tidak mendapatkan kecintaan dan keridhaan Allah, karena berlawanan dengan keinginan dan kehendak-Nya.
Sebagai Nabi dan Rasul terakhir, Allah menjelaskan kepada Muhammad shallallhau ‘alaihi wasalam penyimpangan akidah dan keyakinan Ahlul Kitab dan sumber penyimpangan itu, seperti yang difirmankan-Nya :
وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (30) اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (31)
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikian itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka , bagaimana mereka sampai berpaling (dari Tauhid)? (30) Mereka juga menjadikan orang-orang alim (ulama) dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (31) (QS. At-Taubah [9] : 30–31)
Sebagai Rasul terakhir, Allah memerintahkan Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam untuk mengajak manusia, termasuk Ahlul Kitab, Yahudi dan Nasrani untuk mengoreksi dan meluruskan pemahaman akidah dan keyakinan mereka yang sudah menyimpang dari Tauhid yang dibawa oleh para nabi Mereka sendiri.
Allah mengajarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam agar Tauhid yag datang dari Allah dan yang dibawa oleh para nabi dan Rasul-Nya, khususnya Ibrahim, harus diperkenalkan kepada semua umat manusia, khususnya kaum Ahlul Kitab, yakni Yahudi dan Nasrani agar mereka selamat dan terhindar dari prilaku menyekutukan Allah dengan manusia yang bernama Uzair dan Isa ‘alaihimassalam. Mereka itu tak lebih dari hamba yang Allah cintai dan sebagai Nabi yang mengajarkan Tauhid kepada manusia.
Sebab itu, sebagai umat Nabi Muhammad, kitalah yang berhak memperkenalkan dan menawarkan Tauhid yang benar itu kepada Ahlul Kitab itu, Yahudi dan Nasrani. Namun yang terjadi di negeri ini justru sebaliknya; merekalah yang giat mengenalkan kemusyrikan, ibadah, budaya, akhlak dan muamalah yang menyimpang itu kepada kita. Kalau kondisi seperti ini terus berlanjut, maka tunggulah kemarahan dan kemurkaan Allah turun pada kita sebagaimana dulu pernah turun kepada mereka. Allah berfirman :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (64) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تُحَاجُّونَ فِي إِبْرَاهِيمَ وَمَا أُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ وَالْإِنْجِيلُ إِلَّا مِنْ بَعْدِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (65) هَا أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ حَاجَجْتُمْ فِيمَا لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ فَلِمَ تُحَاجُّونَ فِيمَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (66) مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (67) إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ (68) وَدَّتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يُضِلُّونَكُمْ وَمَا يُضِلُّونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (69) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَأَنْتُمْ تَشْهَدُونَ (70) يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (71) وَقَالَتْ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ آَمِنُوا بِالَّذِي أُنْزِلَ عَلَى الَّذِينَ آَمَنُوا وَجْهَ النَّهَارِ وَاكْفُرُوا آَخِرَهُ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (72) وَلَا تُؤْمِنُوا إِلَّا لِمَنْ تَبِعَ دِينَكُمْ قُلْ إِنَّ الْهُدَى هُدَى اللَّهِ أَنْ يُؤْتَى أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُوتِيتُمْ أَوْ يُحَاجُّوكُمْ عِنْدَ رَبِّكُمْ قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (73) يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (74) وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (75) بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ (76) إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (77)
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah saja dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Muslim (berserah diri hanya kepada Allah) (64) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (65) Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (66) Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus (akidahnya) lagi seorang Muslim dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (67) Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad/umat Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (68) Segolongan dari Ahli Kitab ingin menyesatkan kamu, padahal mereka (sebenarnya) tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak menyadarinya. (69) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)? (70) Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? (71) Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mukmin) kembali (kepada kekafiran). (72) Dan janganlah kamu percaya melainkan kepada orang yang mengikuti agamamu. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk (yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya) bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu." Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"; (73) Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar (74) Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi (bodoh). Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. (75) (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (76) Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (77) (QS. Ali Imran [3] : 64–77)
Kaum Muslimin rahimakumullah....
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita dan umat kita dari serangan kemusyrikan, ibadah, akhlak dan budaya menyimpang yang sedang melanda negeri ini. Semoga Allah anugerahkan kesempatan kembali kepada Tauhid dan keimanan bagi saudara kita yang terlanjur terbawa arus kemusyrikan dan berbagai bentuk penyimpangan. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Al-Firdaus Al-A’la yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin...
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......

Menggapai Puncak Keimanan

oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA

إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan.
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. ( Al-Ahzab : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Iman adalah anugerah Allah yang paling mahal bagi seorang mukmin. Tidak semua manusia dapat kesempatan memperolehnya. Sebab itu, iman harus dipelihara dan dijaga sebaik mungkin. Bila ia rusak, apalagi hilang tercerabut dari dalam diri seseorang, maka nilai kehidupannya akan menjadi nol di mata Allah. Kendati di dunia bisa saja ia merasakan berbagai kenikmatan dan kesenangan hidup serta meraih kedudukan yang tinggi, namun di akhirat ia akan mendapat murka dan siksa. Allah menjelaskan :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
Sesungguhnya orang-orang kafir (tidak beriman dan mentauhidkan Allah), dari kalangan Ahlul KItab (Yahudi dan Nasrani) dan kalangan kaum musyrikin, mereka adalah di neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya, sedangkan mereka adalah makhluk yang terburuk (QS. Al-Bayyinah/ 98 : 6)
Di zaman sekarang, banyak orang yang tidak menyadari harga atau nilai keimanan. Disadari atau tidak, orang mudah merusak dan bahkan membuang imannya dari dalam diri hanya karena berharap sedikit kenikmatan dunia. Akhirnya ia menggadaikan iman dengan kufur, petunjuk dengan hidayah dan meperdagangkan akhirat dengan dunia. Pola hidup manusia seperti itu disebut Allah sebagai orang yang menukar yang mahal dengan yang murah atau yang banyak dengan yang sedikit dan ampunan (syurga) dengan azab (neraka). Allah menjelaskannya :
أُولَئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلَالَةَ بِالْهُدَى وَالْعَذَابَ بِالْمَغْفِرَةِ فَمَا أَصْبَرَهُمْ عَلَى النَّارِ (175)
Mereka itu adalah orang-orang yang membeli kesesatan dengan hidayah dan azab dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka! (QS. Al-baqarah : 175).
Kaum Muslimin rahimakumullah
Nikmat iman yang telah Allah anugerahkan kepada kita harus kita syukuri. Caranya ialah dengan menjaganya baik-baik dalam diri kita. Kendati kondisi iman itu bisa naik dan bisa turun, namun kita harus berupaya maksimal agar iman itu tetap kokoh dan kuat dalam lubuk hati kita.
Agar iman itu tetap kokoh dalam diri, kita harus memahami betapa besarnya nilai iman iitu. Orang-orang yang sudah menyadari nilai iman, pasti ia akan menjaganya dengan baik dan maksimal, sampai ia merasakan lezat dan manisnya. Kalau sudah dirasakan lezat dan manisnya iman, maka saat itulah seorang Mukmin sampai ke puncak keimanannya. Setelah itu, ia akan merasakan betapa besarnya peran iman dalm kehidupan, baik saat mendapat kebaikan dan kemudahan hidup maupun saat menghadapi berbagai kesulitan hidup.
Orang yang sudah sampai ke puncak keimanan, warna kehidupan yang beragam ini ia rasakan sama saja. Karena jiwanya stabil, baik dalam mendapatkan berbagai nikmat maupun saat menghadai berbagai cobaan dan kesulitan. Saat ia mendapat kebaikan, ia dengan mudah bisa bersyukur. Begitu pula saat menghadapi berbagai persoalan dan kesulitan hidup ia mampu melewati dan menjalaninya dengan penuh kesabaran.
Orang yang sudah mencapai puncak keimanan kepada Allah tidak akan pernah merasakan beratnya perintah Allah, sebesar dan seberat apapun perintah itu. Orang yang sampai ke puncak keimanan tidak akan pernah ragu sedikitpun meninggalkan larangan Allah, sekecil apapun larangan itu. Orang yang sampai ke puncak keimanan kepada Allah tidak akan pernah ragu sedikitpun pada janji Allah, baik janji di dunia maupun janji akhirat-Nya. Orang yang sampai ke puncak keimanan kepada Allah tidak akan pernah menggeser orientasi hidupnya kepada selain Alllah walau hanya seinci. Shalat, ibadah, hidup dan matinya ia persembahkan hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain, kendati ia diberi kesempatan memperoleh dunia dan seisinya. Seluruh perkatan, perbuatan dan aktivitas hidupnya hanya dengan niat untuk Allah, berdasarkan petunjuk Allah dan Rasul-Nya; sedikitpun tidak ada rasa berat dan kesal di dalam dirinya dan ia pasrah dan menyerah total terhadap semua keputusan dan pilihan Allah dan Rasulnya.
Itulah sikap hidup orang yang sudah sampai kepada puncak keimanannya kepada Allah seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Maka demi Rabb (Tuhan pencipta)-mu, mereka belum beriman sampai mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim yang memutuskan semua perkara yang muncul di antara mereka. Kemudian mereka tidak memdapatkan keberatan sedikitpun dalam diri mereka atas keputusan tersebut dan mereka menyerahkannya secara total. (QS. Annisa’ : 65)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Orang yang sampai ke puncak keimanan, tidak tergoda sedikitpun oleh gemerlap kehidupan dunia kendati ditawarkan padanya dunia dan seisinya, karena ia sadar betul orientasi hidupnya adalah kemenangan akhirat yang maha dahsyat yang dijanjikan Allah kepadanya :
تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Itulah batas-batas hukum Allah. Dan siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka Dia akan memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan yang demikian itulah kesuksesan yang amat besar (tanpa batas) (QS. Annisa’ : 13)
Bila demikian halnya bagi orang yang sudah merasakan lezat dan manisnya iman sebagai bukti ia sampai ke puncak keimanan, timbul pertanyaan : Bagaimana cara atau apa kiat untuk merasakan lezat dan manisnya iman itu? Jawabanya ialah seperti apa yang disabdakan baginda Rasul Muhammad Saw, seperti yang dituliskan imam Bukhari dalam kitab Shahehnya:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Ada tiga perkara bila ketiganya ada dalam diri seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. 1) Bahwa Allah dan rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. 2) Dia mencintai seseorang hanya karena Allah Ta’la. Dan 3) Dia benci untuk kembali kepada kekufuran (baik I’tiqodi, hukum, akhlak ibadah dan sebagainya) sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka. (H.R. Imam Bukhari).
Kaum Muslimin rahimakumullah
Dari hadis tersebut dapat kita simpulkan sebagai berikut :
1. Allah dan Rasul Muhammad Saw. harus lebih kita cintai dari diri kita sendiri dan bahkan dari dunia dan seisinya. Caranya tidak lain kecuali dengan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan Allah dan Rasul-Nya. Kita lakukan semua itu hanya dengan niat ikhlas kepada Allah dan ittiba’ (mengikuti) Rasulullah. Mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah inti ibadah kepada Allah.
2. Membangun hubungan, komunikasi dan kerjasama dengan saudara seiman haruslah dilandasi iman kepada Allah dan di atas cinta karena Allah. Bukan untuk mendapatkan kepentingan duniawi, melainkan mendapatkan ridha dan cinta Allah. Inilah hubungan yang lurus dan abadi dan ia akan berkekalan sampai akhirat nanti sebagaimana yang Allah firmankan :
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
Orang-orang yang bersahabat dekat (di dunia) pada hari itu (kiamat) sebagian mereka akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa. (QS. Az-Zukhruf : 67)
3. Kita harus membenci kekufuran apapun bentuknya. Apakah kufur i’tiqodi (keyakinan dan keimanan), kufur tasyri’i (kufur sistem dan perundang-undangan), kufur ta’abbudi (kufur dalam betuk ibadah) maupun kufur akhalqi wa taqlidi (kufur moral dan tradisi). Masalah kebencian ini adalah urusan hati. Jika hati belum membenci kekufuran-kekufuran tersebut, sudah dapat dipastikan hati kita belum dapat merasakan lezat dan manisnya iman. Karena antara kufur dan iman adalah dua hal yang berbeda dan bertentangan. Tidak mungkin hati kita bisa menerima atau mencintai keduanya. Hati kita akan memilih satu di antara keduanya.
Orang yang sudah merasakan lezat dan manisnya iman, pasti dalam waktu yang bersamaan ia membenci kekufuran.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita yang sudah tertanam sejak lahir. Semoga Allah berikan kepada kita kesempatan merasakan manisnya iman dalam kehidupan ini, sebelum ia panggil kita untuk menghadap-Nya. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ...

Berlarilah Kepada Allah

oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA

إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah..
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. (QS. Al-Ahzab [33] : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Berbagai musibah yang menimpa negeri kita sejak satu dekade belakangan, bermula dari krisis ekonomi, kepemimpinan, politik, budaya, moral dan sampai kepada musibah tsunami Aceh, gempa bumi Jogja, Padang, lumpur Lapindo Sidoarjo, longsor Wasior, serta sampai tsunami Mentawai, meledaknya gunung merapi Jawa Tengah dan berbagai bencana lainnya sepertinya belum cukup dijadikan pelajaran. Padahal kita menyaksikan dengan mata kepala ratusan ribu nyawa manusia sudah melayang... Triliunan rupiah sudah musnah.. Ribuan bangunan dan rumah sudah hancur. Puluhan ribu masyarakat luka dan cacat dan berbagai kerugian immaterial lainnya yang tak terhingga..
Ajaib memang negeri ini... Penduduknya yang mayoritas Muslim belum juga mampu mengambil peljaran dari berbagai peristiwa yang memilukan itu. Lebih ajaib lagi, di tengah ancaman berbagai musibah, khususnya gempa bumi, gempa ekonomi, gempa moral dan puluhan gunung merapi yang diperkirakan siap meledak sewaktu-waktu, kita masih bergulat soal sistem penyaluran bantuan bencana, deteksi dan peringatan dini tsunami, gempa dan ledakan gunung merapi. Padahal faktanya, tak satupun bencana dan musibah itu yang dapat dihentikan, apalagi di-delete dari lembaran kehidupan dunia ini. Berbagai teknologi canggih yang diciptakan sama sekali tidak mampu mengundurkan musibah-musibah tersebut barang sedetikpun, apalagi menghentikannya agar tidak terjadi.
Sesungguhnya berbagai musibah dan peristiwa itu adalah ayat-ayat kebesaran dan kekuasaan Allah di atas bumi ini. Kita baru manpu menatapnya dengan mata kosong. Padahal seharusnya ditatap dengan mata iman dan ilmu Kebesaran serta Kekuasaan Allah. Sebab itu tidak heran, jika kita masih saja lalai terhadap ayat-ayat Allah yang berseliuran di hadapan mata kita sendiri seperti yag dijelaskan Allah dalam Al-qur’an :
وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105)
Betapa banyak ayat (Kebesaran dan Kekuasaan) Allah di langit dan di bumi yang mereka lewati, sedangkan mereka tetap saja berpaling darinya. (QS. Yusuf [12] : 105)
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Agar berbagai bencana dan peristiwa yang menimpa negeri ini khususnya dan di bagian bumi Allah mana saja pada umumnya, alangkah baiknya kita belajar dari umat-umat terdahulu. Bagaimana Allah menimpakan azab dan bencana kepada mereka? Apa yang menyebabkan mereka diazab dan ditimpakan musibah kepada mereka? Bagaimana kondisi mereka waktu menghadapi azab dab bencana tersebut? Akankah mereka mampu lari, atau menghindar dari skenario Allah tesebut? Semuanya akan kita dapatkan jawabannya dengan jelas dan rinci dalam Al-Qur’an, asalkan kita yakin bahwa Al-Quran itu sebuah kitab kebenaran yang datang dari Allah menjadi petunjuk hidup bagi kita. Kalau tidak yakin, maka apapun yang diceritakan Al-Qur’an tidak akan berguna bagi kita.
Sangat banyak ayat Al-Qur’an bercerita tentang bagaimana Allah menghancurkan dan mengazab umat-umat terdahulu. Di antaranya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Adz-Zdariyat [51] ayat 31 sampai 51.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (31) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (32) لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ (33) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ (34) فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (35) فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (36) وَتَرَكْنَا فِيهَا آَيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (37) وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (38) فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ (40) وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41) مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42) وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ (43) فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (44) فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ (45) وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (46) وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47) وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (48) وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (49) فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (50) وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (51)
Ibrahim bertanya, "Apakah urusanmu hai para utusan?" (31) Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), (32) agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (33) yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas (34) Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (35) Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang Muslim (yang berserah diri). (36) Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (37) Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata. (38) Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." (39) Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela. (40) Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan (41) angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (42) Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: "Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu." (43) Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. (44) Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, (45) dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (46) Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (47) Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (48) Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (49) Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (50) Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (51) (QS. Adz-Dzariyat [51] : 31 – 51)
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Dari 20 ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Allah mengazab umat Nabi Luth yang mengikutkan syahwat sex mereka yang menyimpang (homo sex) dan tidak mau peduli dengan sistem dan aturan Allah dalam menyalurkan hasrat sex mereka dan bahkan menyebarkannya kepada masyarakat luas sebagai sebuah kebenaran. Lalu Allah turunkan kepada mereka hujan batu bersal dari tanah yang bisa saja berasal dari gunung merapi saat itu. Lalu mereka terbakar, mati dan hancur semuanya kecuali satu keluarga yang Allah selamatkan, keluarga nabi Luth selain istrinya yang durhaka.
  2. Allah mengazab dan menghancurkan Fir’aun dan prajuritnya yang terkenal gagah perkasa. Betapa tidak, dengan kepongahanya, Fir’aun bukan hanya menolak dakwah nabi Musa, melainkan ingin membunuhnya dan mebrengus ajarannya yang datang dari Allah, dengan cara membunuh Musa dan pengikutnya. Namun, sesuai scenario Allah, Allah perintahkan Nabi Musa untuk lari ke pinggir laut merah agar Fir’aun dan pasukannya mengejar mereka ke sana. Tanpa diduga sama sekali oleh Fir’aun dan prajuritnya, di laut merah itulah tempat mereka menghembuskan nafas terakhir.. Inilah cara Allah menghancurkan pemimpin dan pasukannya yang sombong itu dan tidak mau bertaubat dan kembali kepda Allah.
  3. Kaum ‘Ad Allah hancurkan pula dengan angin kencang yang menusuk daging selama 7 malam dan delapan hari sehingga tercerabutlah tulang-tulang mereka dari daging sehingga mereka binasa semua dalam keadaan berglimpangan. Azab itu turun juga karena mereka durhaka kepada Allah dan Nabi-Nya.
  4. Kaum Tsamud juga Allah hancurkan dengan petir keras sekali sehingga mereka berjatuhan dan tidak mampu lagi bangkit untuk selama-lamanya. Azab ini juga Allah timpakan karena mereka membangkang kepada ajaran Allah dan Nabi-Nya.
  5. Demikian pula dengan kaum Nuh sebelum kaum-kaum tersebut. Mereka Allah hancurkan dengan menciptakan banjir besar sehingga mereka tenggelam semuanya, kecuali para pengikut nabuh Nuh yang beriman dan taat pada Allah dan nabi-Nya.
Dari kisah kehancuran lima kaum tersebut di atas, penyebabnya hanya satu, yakni membangkang kepada sistem dan aturan Allah yang diamanahkan kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat mereka masing-masing. Pembangkangan tersebut bisa melalui pola sex menyimpang (homosex dan lesby), atau disebabkan penyimpangan lainnya seperti yang terkait dengan akidah yang dilakukan umat nabi Nuh yang menyembah kuburan orang-orang sholeh, atau kesombongan yang dilakukan oleh Fir’aun dan para pengikut dan pasukannya.
Disamping itu, ayat-ayat tersebut bukan hanya menceritakan sebab-sebab kehancuran mereka, akan tetapi juga memberikan solusi efektif agar tidak ditimpakan Allah berbagai azab seperti yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu. Solusinya ialah : kembali kepada Allah dengan berlari seperti yang Allah tawarkan pada ayat ke 50. Kembali kepada-Nya dengan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Sebagai bukti utama dan terutama dari kembali kepada Allah itu ialah tidak menyekutukan-Nya dalam penciptaan dan perbutan-Nya (rububiyyah), ibadah (uluhiyyah) dan nama-nama (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.
Inilah satu-satunya solusi yang harus kita ambil jika kita ingin menyelamatkan negeri dan umat ini dari azab Allah berupa berbagai bencana yang ditimpakan-Nya kepada kita. Membangun satu gaya hidup menyimpang dari aturan Allah, apapun bentuknya, adalah undangan turunnya azab Allah. Lalu babagimana dengan berbagai gaya hidup menyimpang yang sekarang marak dilakukan oleh sebagian masyarakat kita? Tentulah azab itu akan datang dengan berbagai macam pula. Sebelum terlambat, mari kita berlari menuju Allah dengan mentaati semua sistemnya. Pada waktu yang sama, kita buang jauh-jauh sistem hidup yang tidak diridhai Allah, bagaimanapun beratnya. Dengan demikian insya Allah kita selamat dunia dan akhirat. Amin..
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita yang sudah tertanam sejak lahir. Semoga Allah berikan kepada kita kesempatan kembali kepada-Nya sambil berlari dan merasakan kenikmatan dan kenyamanan berada di sisi-Nya. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......

Perang Antar Agama di Indonesia?

 Demi sebuah keyakinan agama, orang bersedia melakukan apa saja. Agama yang diyakini oleh seseorang memberikan motivasi, daya tahan hidup, dan bahkan orang bersedia mati, demi membela keyakinan agamanya. Membela agama yang diyakini itu sebuah keniscayaan. Membela dan menegakkannya itu sebuah kewajiban.
Peristiwa yang terjadi di Cikeusik, Padeglang, yang mengakibatkan tiga anggota Ahmadiyah mati, harus dilihat akar masalahnya, yang menjadi sumber konflik. Ahmadiyah yang mengaku golongan Islam, tetapi prakteknya mempunyai Nabi Gulam Mirza Ahmad, dan Kitab Tadzkirah. Para pemuka Ahmadiyah terus mengajarkan ajaran mereka, yang dikalangan Islam, sudah dipandang sebuah penyimpangan yang sangat prinsip.
Departemen Agama Republik Indonesia, melalui Litbangnya yang dipimpin Atho Mudhar telah mengumpulkan bukti-bukti, dan menegaskan penyimpangan Ahmadiyah.
Ormas-ormas Islam telah pula memberikan informasi yang valid kepada pemerintah bahwa Ahmadiyah, sebuah gerakan yang menyimpang dari mainstream (arus utama) dalam Islam. Penyimpangannya sudah sangat prinsip, yang terkait dengan masalah aqidah (iman).
Para pemimpin ormas Islam telah bertemu dengan seluruh aparat negeri ini. Sudah bertemu dengan Menteri Agama, Kepolisian, Kejaksaan, dan sejumlah pejabat lainnya. Menyampaikan pandangan dan pendapat mereka tentang gerakan Ahmadiyah. Semuanya yang disampaikan itu bukan rekaan dan mengada-ada, tetapi dengan bukti-bukti yang bersumber dari dokumen-dokumen Ahmadiyah sendiri. Bukan para pemuka Islam tidak melakukan tindakan secara persuasip, dan mengutamakan dialog. Tetapi, para pemimpin Ahmadiyah, tetap bersikeras, bahwa gerakan yang mereka lakukan tidak salah, dan dibenarkan oleh hukum.
Para tokoh Ahmadiyah merasa kuat dan percaya diri, karena mendapatkan dukungan dari golongan agama-agama lainnya, kalangan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), pemerintah Barat, sehingga menyebabkan mereka semakin bersikukuh dengan gerakannya. Mereka tidak lagi memperhatikan pendapat para pemimpin Islam dan para ulama, dan terus melakukan aktivitas dan mengembangkan gerakan Ahmadiyah.
Seandainya Presiden SBY mengeluarkan keputusan melarang gerakan Ahmadiyah, sesungguhnya tidak akan ada konflik antara golongan Islam dengan Ahmadiyah.
Presiden SBY mempunyai diskresi (kewenangan) untuk mengambil tindakan dan keputusan. Tidak akan pernah ada konflik antara golongan Islam dengan Ahmadiyah, jika pemerintah mau bertindak tegas, tidak ragu-ragu, menghadapi gerakan Ahmadiyah. Para pemimpin Islam, ulama dan ormas-ormas Islam sudah memberikan pendapat, pandangan, dan masukkan, dan keputusan ada di tangan pemerintah.
Justru membiarkan Ahmadiyah tetap ada, dan tidak melarangnya, sama dengan pemerintah mendorong adanya konflik terbuka antara golongan Islam dan Ahmadiyah.
Kasus Temanggung
Orang-orang Kristen sangat agresif ingin memurtadkan orang Islam. Mengembangkan gereja di sembarang tempat. Tidak peduli di tengah-tengah kampung orang Islam. Karena mereka tujuannya ingin menjadikan orang Islam sebagai  pengikut mereka, seperti yang digambarkan dalam Al-Qur’an, Surah al-Baqarah, ayat 120.
Golongan Kristen ingin mencabut dan membuang SKB Tiga Menteri, ke tong sampah, yang mengatur tata cara pembangunan tempat ibadah. Karena itu dianggap melanggar hak-hak asasi manusia, dan kebebasan beragama.
Orang-orang Kristen sudah sejak awal Orde Baru, di zaman awal pemerintah Soeharto, mereka sudah menolak segala aturan yang akan mengatur kegiatan dan aktivitas keagamaan. Bagi mereka itu sebuah pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan agama.
Dengan dalih kebebasan agama, mereka berusaha sekuat tenaga menghapus SKB itu, karena adanya SKB itu menjadi belenggu bagi mereka. Mereka ingin mendirikan gereja, walaupun di kampung itu, orang yang beragama Kristen hanya tiga orang. Mereka bisa mendatangkan jemaah dari mana saja untuk memenuhi gereja itu.
Tentu, orang-orang islam menjadi terganggu dengan segala aktivitas mereka, dan tidak biasa mendengarkan nyanyian paduan suara gereja.
Orang Islam pagi hari di kampung-kampung, ibu-ibu majelis ta’lim membaca surat Yasin, dan yang dikenal dengan Yasinan, dan shalawatan, tiba-tiba dikampungnya berdiri gereja, dan pagi-pagi sudah terdengar puji-pujian lagu rohani ‘haleluya’, yang sangat berbeda dengan kebiasaan mereka. Tetapi, mereka tidak mau peduli, terus mendirikan gereja, menyebarkan agama mereka dengan leluasa di masyarakat. Mereka memanfaatkan orang-orang Islam yang lemah, dan digiring ke dalam agama mereka dengan berbagai iming-iming.
Mereka mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan mendirikan berbagai lembaga swadaya masyarakat,yang menjadi ‘cover’ gerakan pemurtadan yang mereka lakukan terhadap pengikut agama Islam. Mereka seakan menjadi orang-orang yang penuh dengan kasih, dan menolong orang yang lemah, tetapi ujungnya diajak masuk ke dalam agama Kristen.
Karena didalam persepsi orang-orang Kristen, di luar golongan mereka, mereka anggap sebagai ‘domba-domba’ yang harus digembalakan. Artinya, harus dimasukkan ke dalam agama mereka, agama yang mereka anggap benar.
Mereka melakukan manuver politik bersama dengan golongan agama-agama lainnya, termasuk ada di dalamnya tokoh-tokoh Islam, yang mereka manfaatkan, seperti Din Syamsuddin dan Syafi’i Ma’arif, yang mengangkat tentang kebohongan pemerintah, yang menyebabkan pemerintah terpojok.
Tetapi, ujung dari semuanya itu, nampak jelas, tujuan manuver yang mereka lakukan itu, hanya ingin mencabut SKB, dan menuntut adanya kebebasan beragama. Agar mereka bisa mendirikan gereja di setiap sudut kampung. Rakyat terperangah, ketika para tokoh agama itu, mengangkat tentang kebohongan Pemerintah SBY. Ujungnya mereka selipkan untuk mendapatkan kebebasan beragama dengan tujuan untuk memurtadkan orang Islam.
Mereka juga masih menghina dan melecehkan agama Islam dan Nabi Muhammad. Persis seperti yang dilakukan dikalangan Kristen Eropa sekarang terhadap Islam dan Nabinya. Mereka menghina dan mendurhakai terhadap Nabi SAW dengan segala kata-kata yang tidak patut dan tidak senonoh. Sampai hari ini masih terus berlangsung. Mulut mereka meneriakkan tentang toleransi dan cinta, tetapi prakteknya adalah hanya penistaan.
Di Pakistan, dulu sebelum pemerintah melarang Ahmadiyah, pernah terjadi perang, yang kemudian mengakibatkan tewasnya seribu pengikut Ahmadiyah. Sekarang Ahmadiyah sebagai gerakan terlarang, dan perwakilan pusat Ahmadiyah berada di negeri induk semangnya Inggris. Tak ada lagi di Pakistan.
Gubernur negara bagian terbesar Pakistan, Punjab, Taseer, tewas ditembak pengawalnya sampai dua puluh kali, karena Taseer yang beraliran  liberal membela seorang wanita Kristen yang dihukum mati, karena menghina agama Islam. Taseer membelanya. Kemudian menemui ajalnya.
Dalam tafsir Al-Azhar yang dikarang Buya Hamka, mengutip Surah an-Nur, Buya Hamka, menceritakan bagaimana seorang pemuda yang baru sehari menikah, lalu dia tinggalkan isterinya pergi pengadilan New Delhi, mencari orang yang menghina Nabi Muhammad Shallahu alaihi was salam, dan usai persidangan Abdul Qayyum, berdiri dan mencabut pisaunya yang diletakkan diatas sorbannya, kemudian membunuh orang yang menghina Nabi.
Agama sebuah keyakinan. Bukan barang mainan. Setiap orang bersedia melakukan apa saja, demi keyakinan agama. Inilah yang harus diperhatkan oleh semua golongan, agar tidak bertindak sewenang-wenang. Karena hanya akan menyulut perang antara agama. Wallahu’alam.

Editorial Lainnya

(Arsip) (Ke Atas)

Selasa, 08 Februari 2011

Amalan Mencari Barang Hilang

Pertanyaan

Assalamualaikum, ustadz..
Ibu saya kehilangan perhiasan di rumah. Saat kehilangan ibu saya tidak ada dirumah.
Ketika itu di rumah hanya ada dua orang dewasa. Kami sudah melakukan pencarian di dalam rumah, tetapi perhiasan itu tidak ada.
Untuk menghindari su'uzhon, saya bertanya kepada ustadz, adakah tata cara/amalan yang bisa dilakukan dalam Islam untuk mencari barang yang hilang/menemukan pelaku pencurian?
syukron, ustadz, wassalam..

Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb
Doa yang bisa dilakukan oleh seseorang yang kehilangan sesuatu darinya adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Abi Syaibah di dalam Mushannif nya dan Ath-Thabrani dari hadits Ibnu Umar yang maknanya adalah barangsiapa yang kehilaangan sesuatu maka hendaklah dirinya berwudhu, shalat dua rakaat, tasyahhud lalu mengucapkan :
بِسمِ اللهِ يَا هَادِي الضَّلاَل وَرَادَّ الضَّالَّةِ اردُد عَلَيَّ ضَالَتِي بِعِزَّتِكَ وَسُلطَانِكَ فَإِنَّهَا مِن عَطَائِكَ وَفَضلِكَ"
Bismillah Yaa Hadii adh Dhalal wa Roodda adh Dhaalah Urdud ‘alayya Dhalatiy bi ‘Izzatika wa Sulthanika Fa Innaha min Athaaika wa Fadhlika (Dengan nama Allah, Wahai Yang Menunjuki yang tersesat dan Yang Mengembalikan yang hilang (maka) kembalikanlah kepadaku (sesuatu) yang hilang (dari) ku dengan keagungan-Mu dan kekuasaan-Mu. Sesungguhnya ia (sesuatu) itu adalah pemberian-Mu dan karunia-Mu).”
Al Hakim mengatakan bahwa para perawinya adalah orang-orang yang bisa dipercaya (mautsuq) dari orang-orang Madinah dan tak satu pun dari mereka cacat. (Markaz al Fatwa No. 6815)
Wallahu A’lam
(http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/hukum-mencari-barang-hilang.htm)

Jumat, 04 Februari 2011

Swalayan Salah Kasih Label, Keluarga Muslim Tanpa Sengaja Makan Daging Babi

Perselisihan terjadi antara keluarga Muslim dan sebuah pasar swalayan, setelah makanan tanpa label yang keluarga muslim tersebut beli dari pasar swalayan itu telah menyebabkan anak laki-laki mereka yang berusia 12 tahun tanpa sengaja memakan daging babi.
Qaasim Hussain yang merupakan pelajar pada Outwood Grange Academy dibiarkan bingung dan putus asa setelah ia memakan roti sosis gulung, yang ia pikir itu adalah roti yang berisi keju dan bawang. Namun ternyata roti tersebut berisi sosis berbahan daging babi.
Ayahnya Khizer dari Silcoates Street mengatakan ia membeli paket dari empat gulungan roti yang berlabel keju dan bawang dari pasar swalayan Morrisons, di Dewsbury Road. Dia tertarik membeli roti "babi" tersebut setelah petugas dari pasar swalayan Morrison mengklaim barang yang ia beli tersebut merupakan produk diskon dengan menempatkan stiker pada barcode yang mengatakan roti tersebut hanya sebagai roti berisi keju dan bawang.
Khizer, 39 tahun, berkata: "Saya sangat marah. Ini adalah cara hidup bagi kami dan kami sangat berhati-hati untuk memastikan kami tidak makan daging babi. Hal ini sangat serius dan salah satu hal buruk yang dapat terjadi sebagai seorang Muslim. Jika Anda memakannya dengan sengaja maka Anda masuk neraka, untungnya Qaasim melakukannya tanpa sengaja."
Hussain telah menghubungi anggota parlemen kota Maria Creagh, yang telah mengkonfirmasi bahwa dirinya akan mengangkat masalah ini.
Seorang juru bicara pasar swalayan Morrisons mengatakan: "Kami menyesalkan adanya insiden ini dan kami mengaku bersalah dan menawarkan permintaan maaf kami kepada keluarga Hussain."(fq/ex)
(http://www.eramuslim.com/berita/dunia/salah-kasih-label-keluarga-muslim-inggris-tanpa-sengaja-makan-daging-babi.htm)

Terikat dan Terkait

 (Cerita yg menurut aku bagus. silahkan teman2 baca......)
Oleh Mamah Hikmatussa'adah
Goresan ini terinspirasi dari sebuah iklan rokok di televisi yang mungkin kita semua sering melihatnya. Dalam iklan tersebut digambarkan seorang pemuda yang menggosok-gosokkan lampu ajaib lalu muncullah jin yang berpakaian ala jawa, ya mungkin mirip kisah aladin dan lampu wasiat. Kemudian jin tersebut bertanya, "Sebutkan satu saja apa keinginanmu?"
Sang pemuda tadi menjawab dengan gugup serta malu-malu "Saya ingin menikah dengan bunga kembang desa".
Tak lama impian nya terkabul, ia benar-benar menikah dengan seorang perempuan yang wujud badannya manusia tapi kepalanya berbentuk bunga mawar.
Sekilas memang lucu, menggelikan buat saya pribadi. Tapi coba perhatikan, adakah yang salah dengan iklan tersebut? atau mungkin ada adegan yang seronok? tentu tidak. Dari iklan tersebut saya mengambil sebuah pelajaran, bahwa memang ketika seorang hamba berdoa pada Tuhannya, mintalah dengan detail. Si pemuda tadi hanya menyebutkan ia ingin menikah dengan seorang bunga kembang desa, ia sudah memimpikan wanita yang ia maksud namun yang dikabulkan ternyata lain. Klise memang. Simple.
"Bukankah Allah Maha Tau,? tanpa kita menyebutkan secara detail pun Allah tau apa yang kita pinta." Itu komentar suami saya saat saya menceritakan iklan tersebut.
"Ya, Allah memang tau semua keinginan kita bahkan niat yang belum terbersit pun Allah tau, tapi apa salahnya ketika berdoa, kita menyebutkan keinginan kita dengan lebih detail?" jawabku.
Contohnya, ini pengalaman pribadi saya ketika hendak menikah. Semua orang di sekitar saya mengingatkan untuk menuliskan kriteria calon suami yang diinginkan di biodata saya nanti, saya hanya tersenyum.
Teringat nasehat seorang sahabat, "cukuplah sampaikan kriteria itu pada Allah saja, sehingga tidak bingung ketika mengisi biodata nanti".
Sampai kini, setelah menikah saya masih mengingat betul, bahwa biodata ketika ta'aruf itu untuk kolom kriteria suami yang diinginkan saya kosongkan.
Saya cukup menyampaikan semua secara terperinci mulai dari sifat, fisik, hobi, dan kebiasaan, biarlah hanya pada Allah saja, agar hanya menjadi rahasia saya dan Allah saja. Saya pun tak terbiasa menjawab apa kriteria calon suami saya pada semua orang yang pernah bertanya soal itu pada saya.
Sekali lagi, sungguh terasa nikmat jika kita bisa punya rahasia hanya dengan Allah saja dan saya merasa menjadi begitu dekat denganNya saat menyampaikan semua keinginan saya.
Dan kini semua kriteria yang saya inginkan sudah Allah penuhi satu persatu, meski tak sekaligus setelah mnenikah Allah kabulkan namun dengan seiring waktu berjalan Allah kabulkan. Yang paling saya ingat dalam doa saya, saya meminta seorang pendamping hidup kelak yang tidak susah/rewel dalam urusan makan.
Itu yang penting, dengan segala aktifitas kita sebelum menikah, mungkin sibuk sebagai aktifitis kampus dan sebagainya ditambah kini telah menjadi seorang istri, ibu rumah tangga, tentu akan memerlukan banyak pengertian dan toleransi dari suami.
Belum lagi tidak bisa 24 jam menemani suami makan, masak di rumah, karena aktifitas di luar yang padat. Sehingga saya perlu seorang pendamping yang mengerti aktifitas saya.
Alhamdulillah suami saya bukan orang yang mengeluh dan gampang protes ketika saya terlambat pulang untuk menyiapkan makan, justru sebaliknya beliau lah yang menyiapkan buat saya, bukan orang yang banyak menuntut ketika makan harus selalu ditemani istri.
Yah, begitulah pengalaman pribadi saya. Menyampaikan sesuatu baik itu keinginan pribadi atau keinginan orang lain, saya jadi terbiasa menyampaikannya diam-diam, tanpa perlu orang tahu dan tanpa perlu banyak bicara, langsung saja dititipkan pada Allah, dengan begitu akan lebih merasa terikat dan terkait dengan Allah.
Wallohu ‘alam bis showab.
Hikmah_radar@yahoo.com
(http://www.eramuslim.com/oase-iman/mamah-hikmatussa-adah-terikat-dan-terkait.htm)

Kamis, 03 Februari 2011

Telepon sentuh Android

Kehidupan Anda dalam warna yang jelas Video dan foto diam Tayangkan semuanya dalam Tampilan Realitas multi sentuh 4,2" dengan Mobile BRAVIA® Engine. Telepon sentuh Android Xperia™ arc - dirancang untuk tampil berani.

Telepon sentuh Android dengan layar super

Melihat gambar dan video dalam warna jelas dengan telepon sentuh Android. Jernih dan bersih pada Tampilan Realitas 4,2” dengan Sony Mobile BRAVIA® Engine
BE_logo Lihat lainnya - tayangkan video

Xperia™ arc yang keren dan super ramping.

Mulailah dengan materi premium. Dipercantik dengan lekukan. Diperkecil hingga 8,7 mm Dan tersajilah Xperia™ arc yang nyaman dalam genggaman, ramping, ringan dan kuat.

Telepon HD dengan kamera 8,1 megapiksel

"Telepon HD Anda memiliki sensor Exmor R™ sehingga Anda dapat membuat film berkualitas tinggi serta gambar diam di bawah cahaya redup. Jangan ragu, bidik saja. Selanjutnya, langsung tayangkan HD yang mempesona ini di TV Anda melalui konektor HDMI. (http://www.sonyericsson.com/cws/products/mobilephones/overview/xperiaarc?cc=ID&lc=id#view=overview)

Al-Azhar Serukan Rakyat Mesir Untuk Tidak Saling Menumpahkan Darah


Lembaga riset Islam Al-Azhar Al-Sharif kamis ini (3/2) menyerukan semua rakyat Mesir untuk bertindak rasional dan bersikap tenang serta mencegah dan menghindari terjadinya konfrontasi atau tindakan kekerasan, terutama dalam kondisi saat ini, Al-Azhar juga menekankan bahwa setiap tindakan atau perilaku yang mengarah atau menyulut pertumpahan darah merupakan tindakan terlarang dalam Islam.
Hal tersebut disampaikan oleh Lembaga Riset Islam Al-Azahr dalam pernyataan pers pada penutupan pertemuan darurat di bawah pimpinan Syaikhul Azhar Dr Ahmad Al-Thayyib yang menyerukan adanya dialog nasional segera dalam rangka mengatasi krisis serta untuk menjaga keamanan dan memotong jalan terhadap upaya campur tangan asing, menurut laporan Kuwait News Agency.
Al-Azhar mencatat bahwa semua warga harus menjunjung tinggi keamanan dalam negeri, menambahkan bahwa harus adanya rekonsiliasi nasional dan menjaga keamanan tanah air serta persatuan bagi seluruh rakyat Mesir.
Pernyataan Al-Azhar juga memuji peran militer Mesir untuk komitmen mereka terhadap kepentingan nasional.(fq/imo) (http://www.eramuslim.com/berita/dunia/al-azhar-serukan-rakyat-mesir-untuk-tidak-saling-menumpahkan-darah.htm)

Cara Memerangi Hawa Nafsu

Pertanyaan

Assalamualaikum wr. wb.
Ustadz, dalam hidup ini, musuh terbesar kita adalah hawa nafsu. Bagaimanakah cara kita memerangi hawa nafsu kita?


Jawaban

Waalaikumussalam Wr. Wb.
Saudara Novi yang dimuliakan Allah SWT.
Hawa nafsu bermakna kecenderungan dan kecintaan. Ia tidak hanya digunakan untuk menyatakan kecenderungan satu jiwa manusia untuk menyalahi kebenaran akan tetapi ia juga digunakan untuk kecenderungan kepada kebenaran. Ia dianggap menyalahi kebenaran ketika dikedepankan oleh si pemiliknya atau ditempatkan melebihi kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya, menyalahi batasan-batasan yang telah ditentukan agamanya.
Ibnu Rajab mengatakan bahwa seluruh kemasiatan bermula dari mendahulukan hawa nafsu daripada kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mensifati orang-orang musyrik dengan mengikuti hawa nafsu di beberapa tempat didalam al Qur’an, demikian pula perbuatan-perbuatan bid’ah. Sesungguhynya hal itu muncul dari mendahulukan hawa nafsu daripada syariat, karena itulah maka orang-orangnya disebut dengan Ahlul Ahwa.
Setiap hawa nafsu baik itu hawa syubhat maupun hawa syahwat membahayakan keimanan seorang hamba dan diwajibkan baginya untuk mencintai apa-apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya serta membenci apa-apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya agar hawa nafsunya mengikuti syariah, dan inilah yang dituntut dari keimanan seorang hamba.
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya : “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An Nisa [4] : 65)
Di antara bahaya mengikuti hawa nafsu terhadap keimanan seorang hamba Allah adalah :
  1. Mengikuti hawa nafsu dapat menghalangi si pelakunya dari berbuat adil didalam hukum dan pergaulan serta akan mendorongnya kepada kezhaliman dan permusuhan. Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa [4] : 135)
  2. Mengikuti hawa nafsu akan mendorong pelakunya melakukan perbuatan bid’ah didalam agamanya dan menjauhi sunnah.
    وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
    Artinya : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53] : 3–4)
  3. Mengikuti hawa nafsu menyebabkan terhalangnya si pelaku daripada hidayah dan taufiq.
    وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
    Artinya : “Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al A’raf [7] : 176)
  4. Mengikuti hawa nafsu akan membawa si pelakunya menolak kebenaran dan sesat dari jalan Allah SWT bahkan dapat menyesatkan orang lain darinya.
    فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
    Artinya : “Maka jika mereka tidak Menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. sesung- guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashash [28] : 50)
  5. Yang paling berat adalah bahwa mengikuti hawa nafsu dapat menjadikan si pelakunya kafir dan keluar dari agama islam.
    وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُم مَّا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا لَّيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِم بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ
    Artinya : “Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, Padahal Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. dan Sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-An’am [6] : 119)

    Pokok dari syahwat dunia didalam diri seseorang ada empat, yaitu : wanita, harta, anak-anak dan jabatan atau kekuasaan, sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya :
    زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
    Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali-Imran [3] : 14)
Untuk itu hendaklah setiap mukmin harus ekstra waspada terhadap sikap mengikuti hawa nafsu baik hawa syubhat maupun syahwatnya. Dan diantara yang bisa dilakukan untuk mengalahkan tarikan hawa nafsu yang senantiasa memerintahkan dirinya agar melakukan maksiat, adalah :
  1. Takut akan adzab dan siksa Allah SWT. Karena hal ini merupakan pertahanan yang paling kokoh untuk menghindarinya dari mengikuti hawa nafsu, sebagaimana firman-Nya :
    وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ
    Artinya : “Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm [53] : 3–4)

    Al Imam Ibnu Jarir ath Thabari mengatakan,”Adapun siapa yang takut akan pertanyaan Allah terhadap dirinya tatkala ia berdiri dihadapan-Nya pada hari kiamat. Maka bertakwalah kepada-Nya dengan mengerjakan berbagai kewajiban-Nya serta menjauhi berbagai maksiat-Nya. Dia mengatakan, ”Melarang jiwanya daripada hawa nafsunya didalam hal-hal yang dibenci Allah dan tidak diredhoi oleh-Nya serta menghindar darinya. Kemudian menempatkannya kepada hal-hal yang diperintahkan Tuhannya, sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”
  2. Senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. sesungguhnya Allah telah menjanjikan hidayah kepada orang-orang yang meminta petunjuk kepada-Nya, sebagaimana disebutkan didalam hadits qudsi, ”Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu!” (HR. Muslim)
  3. Berlindung kepada Allah dari kejahatan hawa nafsu dan syahwat jiwa. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa, sebagaimana disebutkan didalam hadits Khutbah al Hajah, ” Dan kami berlindung kepadanya dari kejahatan jiwa kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami.” (HR. Nasai),  (dari kitab : Min Mu’awwiqat ad Da’wah ‘Ala Dhaui al Kitab wa as Sunnah) (http://www.eramuslim.com/)
Wallahu A’lam.
Photobucket