oleh Ustadz Fathuddin Ja'far, MA
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Berbagai musibah yang menimpa negeri kita sejak satu dekade belakangan, bermula dari krisis ekonomi, kepemimpinan, politik, budaya, moral dan sampai kepada musibah tsunami Aceh, gempa bumi Jogja, Padang, lumpur Lapindo Sidoarjo, longsor Wasior, serta sampai tsunami Mentawai, meledaknya gunung merapi Jawa Tengah dan berbagai bencana lainnya sepertinya belum cukup dijadikan pelajaran. Padahal kita menyaksikan dengan mata kepala ratusan ribu nyawa manusia sudah melayang... Triliunan rupiah sudah musnah.. Ribuan bangunan dan rumah sudah hancur. Puluhan ribu masyarakat luka dan cacat dan berbagai kerugian immaterial lainnya yang tak terhingga..
Ajaib memang negeri ini... Penduduknya yang mayoritas Muslim belum juga mampu mengambil peljaran dari berbagai peristiwa yang memilukan itu. Lebih ajaib lagi, di tengah ancaman berbagai musibah, khususnya gempa bumi, gempa ekonomi, gempa moral dan puluhan gunung merapi yang diperkirakan siap meledak sewaktu-waktu, kita masih bergulat soal sistem penyaluran bantuan bencana, deteksi dan peringatan dini tsunami, gempa dan ledakan gunung merapi. Padahal faktanya, tak satupun bencana dan musibah itu yang dapat dihentikan, apalagi di-delete dari lembaran kehidupan dunia ini. Berbagai teknologi canggih yang diciptakan sama sekali tidak mampu mengundurkan musibah-musibah tersebut barang sedetikpun, apalagi menghentikannya agar tidak terjadi.
Sesungguhnya berbagai musibah dan peristiwa itu adalah ayat-ayat kebesaran dan kekuasaan Allah di atas bumi ini. Kita baru manpu menatapnya dengan mata kosong. Padahal seharusnya ditatap dengan mata iman dan ilmu Kebesaran serta Kekuasaan Allah. Sebab itu tidak heran, jika kita masih saja lalai terhadap ayat-ayat Allah yang berseliuran di hadapan mata kita sendiri seperti yag dijelaskan Allah dalam Al-qur’an :
Kaum Muslimin rahimakumullah..
Agar berbagai bencana dan peristiwa yang menimpa negeri ini khususnya dan di bagian bumi Allah mana saja pada umumnya, alangkah baiknya kita belajar dari umat-umat terdahulu. Bagaimana Allah menimpakan azab dan bencana kepada mereka? Apa yang menyebabkan mereka diazab dan ditimpakan musibah kepada mereka? Bagaimana kondisi mereka waktu menghadapi azab dab bencana tersebut? Akankah mereka mampu lari, atau menghindar dari skenario Allah tesebut? Semuanya akan kita dapatkan jawabannya dengan jelas dan rinci dalam Al-Qur’an, asalkan kita yakin bahwa Al-Quran itu sebuah kitab kebenaran yang datang dari Allah menjadi petunjuk hidup bagi kita. Kalau tidak yakin, maka apapun yang diceritakan Al-Qur’an tidak akan berguna bagi kita.
Sangat banyak ayat Al-Qur’an bercerita tentang bagaimana Allah menghancurkan dan mengazab umat-umat terdahulu. Di antaranya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Adz-Zdariyat [51] ayat 31 sampai 51.
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Dari 20 ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
Disamping itu, ayat-ayat tersebut bukan hanya menceritakan sebab-sebab kehancuran mereka, akan tetapi juga memberikan solusi efektif agar tidak ditimpakan Allah berbagai azab seperti yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu. Solusinya ialah : kembali kepada Allah dengan berlari seperti yang Allah tawarkan pada ayat ke 50. Kembali kepada-Nya dengan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Sebagai bukti utama dan terutama dari kembali kepada Allah itu ialah tidak menyekutukan-Nya dalam penciptaan dan perbutan-Nya (rububiyyah), ibadah (uluhiyyah) dan nama-nama (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.
Inilah satu-satunya solusi yang harus kita ambil jika kita ingin menyelamatkan negeri dan umat ini dari azab Allah berupa berbagai bencana yang ditimpakan-Nya kepada kita. Membangun satu gaya hidup menyimpang dari aturan Allah, apapun bentuknya, adalah undangan turunnya azab Allah. Lalu babagimana dengan berbagai gaya hidup menyimpang yang sekarang marak dilakukan oleh sebagian masyarakat kita? Tentulah azab itu akan datang dengan berbagai macam pula. Sebelum terlambat, mari kita berlari menuju Allah dengan mentaati semua sistemnya. Pada waktu yang sama, kita buang jauh-jauh sistem hidup yang tidak diridhai Allah, bagaimanapun beratnya. Dengan demikian insya Allah kita selamat dunia dan akhirat. Amin..
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita yang sudah tertanam sejak lahir. Semoga Allah berikan kepada kita kesempatan kembali kepada-Nya sambil berlari dan merasakan kenikmatan dan kenyamanan berada di sisi-Nya. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
إن الحمد لله وحده, نحمده و نستعينه و نستغفره ونتوب اليه ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا من يهده الله فهو المهتد ومن يضلله فلن تجد له وليا مرشدا, أشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله بلغ الرسالة وأدى الأمانة ونصح للأمة وتركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها الا هلك, اللهم صل وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن دعا بدعوته الى يوم الدين. أما بعد, فيا عباد الله اوصيكم ونفسي الخاطئة المذنبة بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون. وقال الله تعالى في محكم التنزيل بعد أعوذ بالله من الشيطان الرجيم :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (ال عمران : 102)
Kaum muslimin rahimakumullah..Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan...
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an : أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad Saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad) Saw. (QS. Al-Ahzab [33] : 56)Kaum Muslimin rahimakumullah..
Berbagai musibah yang menimpa negeri kita sejak satu dekade belakangan, bermula dari krisis ekonomi, kepemimpinan, politik, budaya, moral dan sampai kepada musibah tsunami Aceh, gempa bumi Jogja, Padang, lumpur Lapindo Sidoarjo, longsor Wasior, serta sampai tsunami Mentawai, meledaknya gunung merapi Jawa Tengah dan berbagai bencana lainnya sepertinya belum cukup dijadikan pelajaran. Padahal kita menyaksikan dengan mata kepala ratusan ribu nyawa manusia sudah melayang... Triliunan rupiah sudah musnah.. Ribuan bangunan dan rumah sudah hancur. Puluhan ribu masyarakat luka dan cacat dan berbagai kerugian immaterial lainnya yang tak terhingga..
Ajaib memang negeri ini... Penduduknya yang mayoritas Muslim belum juga mampu mengambil peljaran dari berbagai peristiwa yang memilukan itu. Lebih ajaib lagi, di tengah ancaman berbagai musibah, khususnya gempa bumi, gempa ekonomi, gempa moral dan puluhan gunung merapi yang diperkirakan siap meledak sewaktu-waktu, kita masih bergulat soal sistem penyaluran bantuan bencana, deteksi dan peringatan dini tsunami, gempa dan ledakan gunung merapi. Padahal faktanya, tak satupun bencana dan musibah itu yang dapat dihentikan, apalagi di-delete dari lembaran kehidupan dunia ini. Berbagai teknologi canggih yang diciptakan sama sekali tidak mampu mengundurkan musibah-musibah tersebut barang sedetikpun, apalagi menghentikannya agar tidak terjadi.
Sesungguhnya berbagai musibah dan peristiwa itu adalah ayat-ayat kebesaran dan kekuasaan Allah di atas bumi ini. Kita baru manpu menatapnya dengan mata kosong. Padahal seharusnya ditatap dengan mata iman dan ilmu Kebesaran serta Kekuasaan Allah. Sebab itu tidak heran, jika kita masih saja lalai terhadap ayat-ayat Allah yang berseliuran di hadapan mata kita sendiri seperti yag dijelaskan Allah dalam Al-qur’an :
وَكَأَيِّنْ مِنْ آَيَةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ (105)
Betapa banyak ayat (Kebesaran dan Kekuasaan) Allah di langit dan di bumi yang mereka lewati, sedangkan mereka tetap saja berpaling darinya. (QS. Yusuf [12] : 105)Kaum Muslimin rahimakumullah..
Agar berbagai bencana dan peristiwa yang menimpa negeri ini khususnya dan di bagian bumi Allah mana saja pada umumnya, alangkah baiknya kita belajar dari umat-umat terdahulu. Bagaimana Allah menimpakan azab dan bencana kepada mereka? Apa yang menyebabkan mereka diazab dan ditimpakan musibah kepada mereka? Bagaimana kondisi mereka waktu menghadapi azab dab bencana tersebut? Akankah mereka mampu lari, atau menghindar dari skenario Allah tesebut? Semuanya akan kita dapatkan jawabannya dengan jelas dan rinci dalam Al-Qur’an, asalkan kita yakin bahwa Al-Quran itu sebuah kitab kebenaran yang datang dari Allah menjadi petunjuk hidup bagi kita. Kalau tidak yakin, maka apapun yang diceritakan Al-Qur’an tidak akan berguna bagi kita.
Sangat banyak ayat Al-Qur’an bercerita tentang bagaimana Allah menghancurkan dan mengazab umat-umat terdahulu. Di antaranya seperti yang Allah jelaskan dalam surat Adz-Zdariyat [51] ayat 31 sampai 51.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (31) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (32) لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ (33) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ (34) فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (35) فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (36) وَتَرَكْنَا فِيهَا آَيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (37) وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (38) فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ (40) وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41) مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42) وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ (43) فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (44) فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ (45) وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (46) وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47) وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (48) وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (49) فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (50) وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (51)
Ibrahim bertanya, "Apakah urusanmu hai para utusan?" (31) Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), (32) agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (33) yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas (34) Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (35) Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang Muslim (yang berserah diri). (36) Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (37) Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata. (38) Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." (39) Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela. (40) Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan (41) angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. (42) Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka: "Bersenang-senanglah kalian sampai suatu waktu." (43) Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya, lalu mereka disambar petir dan mereka melihatnya. (44) Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan, (45) dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (46) Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (47) Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (48) Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (49) Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (50) Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (51) (QS. Adz-Dzariyat [51] : 31 – 51)Kaum Muslimin rahimakumullah...
Dari 20 ayat tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut :
- Allah mengazab umat Nabi Luth yang mengikutkan syahwat sex mereka yang menyimpang (homo sex) dan tidak mau peduli dengan sistem dan aturan Allah dalam menyalurkan hasrat sex mereka dan bahkan menyebarkannya kepada masyarakat luas sebagai sebuah kebenaran. Lalu Allah turunkan kepada mereka hujan batu bersal dari tanah yang bisa saja berasal dari gunung merapi saat itu. Lalu mereka terbakar, mati dan hancur semuanya kecuali satu keluarga yang Allah selamatkan, keluarga nabi Luth selain istrinya yang durhaka.
- Allah mengazab dan menghancurkan Fir’aun dan prajuritnya yang terkenal gagah perkasa. Betapa tidak, dengan kepongahanya, Fir’aun bukan hanya menolak dakwah nabi Musa, melainkan ingin membunuhnya dan mebrengus ajarannya yang datang dari Allah, dengan cara membunuh Musa dan pengikutnya. Namun, sesuai scenario Allah, Allah perintahkan Nabi Musa untuk lari ke pinggir laut merah agar Fir’aun dan pasukannya mengejar mereka ke sana. Tanpa diduga sama sekali oleh Fir’aun dan prajuritnya, di laut merah itulah tempat mereka menghembuskan nafas terakhir.. Inilah cara Allah menghancurkan pemimpin dan pasukannya yang sombong itu dan tidak mau bertaubat dan kembali kepda Allah.
- Kaum ‘Ad Allah hancurkan pula dengan angin kencang yang menusuk daging selama 7 malam dan delapan hari sehingga tercerabutlah tulang-tulang mereka dari daging sehingga mereka binasa semua dalam keadaan berglimpangan. Azab itu turun juga karena mereka durhaka kepada Allah dan Nabi-Nya.
- Kaum Tsamud juga Allah hancurkan dengan petir keras sekali sehingga mereka berjatuhan dan tidak mampu lagi bangkit untuk selama-lamanya. Azab ini juga Allah timpakan karena mereka membangkang kepada ajaran Allah dan Nabi-Nya.
- Demikian pula dengan kaum Nuh sebelum kaum-kaum tersebut. Mereka Allah hancurkan dengan menciptakan banjir besar sehingga mereka tenggelam semuanya, kecuali para pengikut nabuh Nuh yang beriman dan taat pada Allah dan nabi-Nya.
Disamping itu, ayat-ayat tersebut bukan hanya menceritakan sebab-sebab kehancuran mereka, akan tetapi juga memberikan solusi efektif agar tidak ditimpakan Allah berbagai azab seperti yang ditimpakan kepada umat-umat terdahulu. Solusinya ialah : kembali kepada Allah dengan berlari seperti yang Allah tawarkan pada ayat ke 50. Kembali kepada-Nya dengan mentaati semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya. Sebagai bukti utama dan terutama dari kembali kepada Allah itu ialah tidak menyekutukan-Nya dalam penciptaan dan perbutan-Nya (rububiyyah), ibadah (uluhiyyah) dan nama-nama (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.
Inilah satu-satunya solusi yang harus kita ambil jika kita ingin menyelamatkan negeri dan umat ini dari azab Allah berupa berbagai bencana yang ditimpakan-Nya kepada kita. Membangun satu gaya hidup menyimpang dari aturan Allah, apapun bentuknya, adalah undangan turunnya azab Allah. Lalu babagimana dengan berbagai gaya hidup menyimpang yang sekarang marak dilakukan oleh sebagian masyarakat kita? Tentulah azab itu akan datang dengan berbagai macam pula. Sebelum terlambat, mari kita berlari menuju Allah dengan mentaati semua sistemnya. Pada waktu yang sama, kita buang jauh-jauh sistem hidup yang tidak diridhai Allah, bagaimanapun beratnya. Dengan demikian insya Allah kita selamat dunia dan akhirat. Amin..
Kaum Muslimin rahimakumullah...
Demikianlah khutbah ini, semoga Allah memelihara iman kita yang sudah tertanam sejak lahir. Semoga Allah berikan kepada kita kesempatan kembali kepada-Nya sambil berlari dan merasakan kenikmatan dan kenyamanan berada di sisi-Nya. Dialah tempat kita meminta dan Dia jua tempat kita memohon perlindungan. Semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada’, dan shalihin sebagaimana Allah himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin..
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم ......
0 komentar:
Posting Komentar