Selamat Datang di www.elfaizz.blogspot.com semoga apa yang kami suguhkan bermanfaat, Kami mohon ma'af apabila masih banyak kekurangan dan kesalahan, Kritik dan saran sangat kami harapkan

Sabtu, 26 Mei 2012

HIDUP SEHAT CARA RASULULLAH SAW

Konon,  selama hidupnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hanya sakit dua kali. Yaitu setelah menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami ketakutan yang sangat sehingga menimbulkan demam hebat. Yang satunya lagi menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah hingga akhirnya meninggal. Ada pula yang menyebutkan bahwa Rasul mengalami sakit lebih dari dua kali.

Berapa pun jumlahnya, dua, tiga, atau empat kali, memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan luar biasa. padahal kondisi alam Jazirah Arabia waktu itu terbilang keras, tandus dan kurang bersahabat. Siapa pun yang mampu bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali peperangan yang dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yang hebat.

Mengapa Rasulullah jarang sakit? Pertanyaan itu menarik untuk dikemukakan. Secara lahiriah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Jika kita telaah Aquran dan Sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sangat peduli terhadap kesehatan. Dalah Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadits yang membicarakan masalah ini. Belum lagi yang tersebar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad dan sebagainya.
Cara Rasulullah menjaga kesehatan
Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam selalu tampil fit dan jarang sakit. Diantaranya:
Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memebuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasulullah adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihkan air liur dan pencernaan. Rasulullah bersabda,"Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran." (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu seperti untuk makanan (zat padat), seperti untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan,"Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk pernapasan." (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Ketiga, makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja  organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam ke dua. Biasanya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekedar yang dibutuhkan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Daniel F. Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menyebutkan bahwaorang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki risiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari. Nah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.
Cara tidurnya pun sarat makna. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah pun dalam bukunya Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berdzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat. Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur yang paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai ke lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah untuk shalat malam.
Kelima, istiqomah melakukan saum sunnat, di luar saum Ramadhan. Karena itu, kita mengenal beberapa saum sunnat yang beliau anjuran, seperti Senin Kamis, ayyamul bith, saum daud, saum enam hari di bulan Syawal, dan sebagainya. Saum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai ampas makanan, menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Saum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Saum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.
Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang maha Tinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani dan ruhani.
Sumber: Tabloid Republik

6 komentar:

  1. subhanallah,, Rasul selalu memberikan contoh yang sangat sempurna, terimakasih tausyiahnya :D

    BalasHapus
  2. Begitulah....
    cuma kebanyakan orang sekarang banyak yg gak tau atau bahkan gak mau tau...
    Mudah2an Ale dan temen2 selalu berada di jalan yg di tunjukan oleh Nya.

    BalasHapus
  3. Beliau adalah panutan kita semua sebagai umat muslim,,,,,

    BalasHapus
  4. Thanks Kang Oboy..
    semoga kita selalu di jalan yang diridhoi-Nya.
    aaamiin.....

    BalasHapus
  5. Thanks Gan Elmoon..
    mudah2an membawa manfaat untuk semua umat.

    BalasHapus

Photobucket